BANDUNG, fajarsatu.- Atlet kontingen Jawa Barat (Jabar) berhasil memborong lima medali di cabang olahraga pencak silat pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tingkat nasional tahun 2019.
Lima medali yang diboyong Jabar, yakni medali emas untuk kategori tunggal putra SD diraih Muhammad Haru Khaerudin (SDIT Adzkia 3 Kota Sukabumi), medali perunggu kategori tanding putri SD (Destia Natasya Putri/SDN Panyirapan 03 Kabupaten Bandung), medali emas kategori tunggal putra SMP (Muslim Abdul Aziz/SMPN 1 Padalarang), dan medali perak kategori putri SMP (Raennisa Putri Septiani/SMPN 1 Baleendah).
Haru pun mengungkapkan kebanggaannya karena berhasil meraih medali emas di tingkat nasional. Medali tersebut ia persembahkan untuk orang tua dan Provinsi Jabar. “Saya senang bisa bikin harum nama Jabar di tingkat nasional,” ungkapnya, saat ditemui di Patra Semarang Hotel & Convention, Jln. Sisingamaraja, Kota Semarang, Kamis (29/08/2019).
Sementara itu, Destia mengaku, meski meraih medali, namun ia belum puas. Ia bertekad meraih hasil yang lebih baik di ajang selanjutnya. “Senang sih, tapi antara puas dan enggak puas. Soalnya saya belum dapat medali emas,” tuturnya.
Sedangkan bagi Muslim Abdul Aziz, raihan medali emas di nomor tunggal putra merupakan realisasi dari target yang ditetapkan. “Memang sesuai target karena saya memang lebih unggul di tunggal putra,” katanya.
Di tempat yang sama, Raennisa menyatakan, dua medali yang didapatnya tak lepas dari kerja keras dan dukungan pelatih serta orang tua.
Pelatih pencak silat jenjang SD, Adi Prayoga menjelaskan, cabang olahraga pencak silat, khususnya tunggal merupakan keunggulan yang dimiliki Jabar. “Barometer seni (pencak silat tunggal) itu memang Jabar. Karena, selama tiga tahun mempertahankan medali emas di tingkat pelajar. Jadi, selalu dibabat habis,” ungkapnya.
Meskipun salah satu atletnya tak bisa meraih emas di nomor tunggal, hal itu bukan masalah. “Itu hanya proses pertandingan. Yang lebih penting tetap menjaga mental anak. Bagusnya di pertandingan selanjutnya Destia bisa meraih medali perunggu di nomor tanding, padahal belum pernah tanding sama sekali,” ucapnya.
Adi pun mengapresiasi Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan yang menunjang para atlet. “Dulu enggak ada tim medis, sekarang ada. Peralatan latihan pun sekarang disediakan,” tambahnya.
Sedangkan pelatih pencak silat jenjang SMP, Pedrik Andika menyarankan adanya pelatihan khusus bagi para atlet guna mendalami nomor pertandingan tanding.
“Pada proses seleksi kan para atlet hanya dinilai seni nya saja. Nah, saat proses pembinaan baiknya dilakukan juga pelatihan khusus untuk tanding agar atlet menguasai dan mendalami nomor pertandingan tersebut. Semoga tahun depan bisa dilaksanakan,” harapnya. (Red)