SUMBER, fajarsatu.com.- Kurang semaraknya gerakan Pramuka khususnya di sekolah-sekolah sekarang ini lebih karena faktor SDM. Kekurangan pembina Pramuka mejadi salah satu faktor utama tidak semaraknya gerakan Pramuka.
Hal ini disampaikan Ketua Kuwartir Cabang (Kuwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Cirebon, H Jaya Supriadinata atau yang akrab disapa Kak Jaya saat dikonfirmasi awak media, Rabu (14/8/2019).
“Dulu siapa pun yang disuruh menjadi pembina Pramuka, biasanya senang. Apalagi bapak ibu guru, walaupun secara kemampuan dalam bidang kepramukaan kurang, tapi berbanding terbalik dengan sekarang,” ujar Kak Jaya.
Dikatakan Kak Jaya, gerakan Pramuka sebenarnya tidak berubah dari baik dari prinsip, metode, Tri Satya dan Dasa Darma.
“Dikurikulum 2013 sudh jelas, kalau ada ekstrakulikuler yang wajib dilaksanakan di sekolah, salah satunya adalah Pramuka. Jadi kalau ada istilah mewajibkan, harusnya sekarang ini,” katanya.
Dulu sebelum adanya Kurikulum 2013 (Kurtilas), menurut Kak Jaya, gerakan Pramuka dilaksanakan dengan cara sukarela, namun masih banyak orang yang mempunyai visi dan misi sama yakni memajukan Pramuka, terutama pembina.
“Yang jelas, kalau mencari rekan pembina kesulitan, jadi yang terjadi sekarang ini. Satu pembina menangani ratusan peserta didik, sedangkan idealnya atu pembina itu mendidik dua regu atau sebanyak 16 orang,” katanya.
Lebih lanjut, Kak Jaya mengatakan, pembina pramuka membutuhkan pendekatan dengan peserta didik, harus tau latar belakang dan lain sebagainya.
“Kegiatan tali temali itu adalah alat agar bisa komunikasi dengan peserta didik, dengan seringnya komunikasi, maka pembina akan tau bakat dan minat peserta didik,” tandasnya.
Setelah mengetahui karakter anak didik, lanjut Kak Jaya, pembina akan mengetahui mau diarahkan kemana anak didik tersebut yang nantinya bisa membangkitkan semangat peserta didik untuk hal yang lebih baik. (FS-5)