CIREBON, fajarsatu.- Di depan ribuan jamaah yang memadati halaman parkir Kampus Utama UGJ Cirebon, Ustad Abdul Somad (UAS) bercerita tentang pengalamannya saat ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati.
UAS menuturkan, dirinya mendapatkan cincin batu ali warna kuning dan tasbih terbuat dari kayu yang hanya tumbuh di sekitar Makam Gunung Jati.
“Saat tadi ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati, saya juga mendapatkan cincin batu ali warna kuning dan tasbih terbuat dari kayu yang hanya tumbuh di sekitar Makan Gunung Jati. Subhanallah, saya senang sekali,” tuturnya, Kamis (22/8/2019)..
Selain itu, ia pun bercerita tentang kuliner Cirebon. Kuliner yang dimaksudkan UAS yakni nasi jamblang. UAS bercerita, dirinya merasa kaget melihat isi porsi yang sedikit. “Nasinya dikit kali,” dengan logat Sumateranya. Mendengar gurauan tersebut, sontak para jamaah tertawa.
Masuk acara inti, yakni Kuliah Umum dan Tabligh Akbar, UAS memberikan empat poin materi yang setiap poin dipaparkannya selama15.
“Mau fakultas manapun dan juga apapun ilmu yang dipelajari, kalau soal cita-cita bagus untuk menyelamatkan umat dari gelap menjadi terang benderang, maka akan memiliki manfaat lebih,” tegasnya.
Profesionalisme menjadi menjadi materi pertama yang disampaikannya UAS. Kata dia, profesionalisme harus dijunjung tinggi oleh setiap generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.
“Ketika sibuk dengan profesionalime, maka tidak akan sibuk untuk mencari kesalahan orang lain,” ungkapnya.
Ia meminta agar setiap jamaah untuk dapat terus menjalankan ibadah sebagai penyeimbang dalam menjalani hidup dunia dan bekal untuk di akhirat. Maka, lanjutnya, ketika dihadapkan dengan kematian, harta tidak dapat membantu manusia, melainkan ibadah yang dijadikan bekal bagi penyelamat di akhirat nantinya.
“Karena salat sebagai tiang agama untuk memperkokoh kehidupan baik di dunia maupun di akhirat,” terangnya.
Lanjut dia, menolong dengan cara bersedekah menjadi materi ketiga yang ia jelaskan kepada jamaah. Konsep beramal dijelaskan nya sebagai konsep saling menolong.
“Percuma bila kaya terus kesombongan itu hadir dalam diri maka dianggap sia-sia,” ujarnya.
Mengenai akhlakul karimah menjadi materi pamungkas, sebelum dirinya menjawab pertanyaan yang diberikan jamaah.
Ia mengatakan, akhlakul karimah menjadi langkah ketenangan manusia dalam menjalani hidup.
Sebelum meninggalkan acara, ia menyempatkan diri untuk menjawab dua pertanyaan dari jamaah yang kemudian selanjutnya UAS meninggalkan acara menuju Stasiun Kejaksan untuk melanjutkan perjalanan ke daerah lain. (FS-7)