Menko Polhukam menjelaskan, bahwa kebakaran itu bisa padam kalau ada hujan. Kalau enggak ada hujan, lanjut Menko Polhukam, bikin hujan buatan.
Ia menambahkan bahwa hujan buatan ini perlu pesawat terbang, perlu garam, perlu kondisi awan, nah awan kalau enggak ada ya enggak bisa.
“Maka awan persyaratannya harus awan yang kira-kira tujuh puluh persen kandungan airnya, baru ada pesawat naik kasih garam itu turun. Nah kebetulan di wilayah Kalbar, Kalteng itu awannya masih belum ada. Di Riau mulai ada,” terang Menko Polhukam seraya menambahkan, oleh karena itu sekarang semua pesawat terbang yang digunakan untuk menciptakan hujan buatan itu di-pool di Pekanbaru.
Musim Kemarau Panjang Menjawab wartawan yang membandingkan penanganan karhutla sekarang dengan tahun-tahun sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto mengatakan, sebenarnya kalau upaya-upaya yang terencana sesuai dengan standar yang sudah dilaksanakan secara maksimal.
Namun tanpa bermaksud mencari pembenaran, Wiranto mengatakan, saat ini ada satu kondisi alam, El Nino dalam keadaan lemah sehingga memperpanjang musim kemarau. Dulu, tambah Wiranto, pada saat yang sama tahun yang berbeda itu bulan seperti sekarang ini, ini sudah jatuh musim hujan, sehingga ada perpanjangan musim kemarau.
“Sekarang keringnya luar biasa. Tentu itu merupakan suatu kondisi yang mudah sekali terbakar. Tetapi dari hasil penelitian kita, kebakaran akibat alami itu kecil tetapi akibat ulah manusia itu presentasenya lebih besar ketimbang yang alami,” ungkap Wiranto.
Ia menyebutkan, langkah-langkah penegakan hukum sudah dilakukan juga pada tahun 2015 yang diobservasi di lebih dari 370-an perusahaan pada saat itu, kemudian diproses. Lalu di 2019 ini, untuk Riau sudah ada 103 rasanya yang diikuti dan diobservasi oleh Polda dan oleh Kehutanan, LHK. Sudah disegel 49 unit entitas perusahaan.
“Hari ini tadi kami mendapatkan lagi pembakar lahan di Tesso Nilo, tiga orang. Atas dukungan TNI bersama-sama kita operasi tadi, itu berhasil. Sekarang sedang diproses di Kantor Gakkum di Pekanbaru ini. Jadi 49 yang sudah disegel sampai sekarang,” ungkap Wiranto. (FS-7)