Oleh karena itu, kata dia, DPC partai pun melakukan penjaringan bakal calon wakil bupati secara internal di struktur partai dari tingkat PAC dan DPC. Penjaringan ini hanya berlangsung beberapa jam saja melalui rapat koordinasi DPC dan PAC, yang hasilnya PAC mempunyai hak usulan minimal tiga nama bacawabup dan dari 39 PAC yang hadir muncul 22 nama Bacawabup.
DPC partai melalui Panitia penjaringan melakukan verifikasi berkas pencalonan bakal cawabup yang akhirnya pada tanggal 21 September 2019 diputuskan dalam rapat pleno DPC hanya ada 13 nama yang lolos verifikasi berkas dan akan dilaporkan ke DPD dan DPP Partai.”Dari 13 nama yang muncul. Saya kira berpotensi semua, tapi jika ditanya yang paling layak ya H Mustofa. Sebab dia kader yang paling berpengalaman baik di partai maupun di pemerintahan,” katanya.
Apalagi, kata dia, kontestasi yang dilakukan adalah Bacawabup Cirebon, tentunya yang harus dipilih yakni kader partai yang mumpuni di bidang pemerintahan.
“Kalau soal loyalitas, H. Mustofa juga sudah terbukti dan mampu merangkul semua kader,” kata Wartono.
Hal sama juga disampaikan Wakil Ketua PAC PDIP kecamatan Depok, Maun. Menurutnya, ternyata dari penjaringan di tingkat PAC banyak nama yang muncul baik dari kalangan politik, birokrat, LSM sampai aktivis, yang ini menunjukan bahwa PDIP masih banyak diminati oleh banyak orang.
Walaupun, kata dia, penjaringan di tingkat DPC sudah dinyatakan ditutup karena deadline waktu yang tetapkan DPD sampai tanggal 23 September 2019, akan tetapi bagi yang belum tercover bisa melalui DPD dan DPP karena PDIP membuka seluas-luasnya bagi kader PDIP.