SUMBER, fajarsatu.- Proyek peningkatan jalan Pengarengan-Sindanglaut yang berlokasi di Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon sudah lama tidak diselesaikan, sehingga terkesan mangkrak.
Hal itu membuat sejumlah warga di desa setempat dan pengguna jalan, merasa tidak nyaman karena debu yang dihasilkan sangat mengganggu. Sebab, jalan kabupaten ini menjadi jalur utama untuk mobilitas warga setiap harinya.
Berdasarkan data yang dihimpun menyebutkan, pada papan proyek yang terpampang di sekitar lokasi proyek peningkatan jalan ini, yakni proyek milik Pemerintah Kabupaten Cirebon Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tahun anggaran 2019.
Nama proyeknya yakni peningkatan jalan Pengarengan-Sindanglaut, lokasi di Kecamatam Lemahabang/Astanajapura, volume panjangnya 1.177 meter dengan lebar 4,5 meter. Sumber dana dari APBD Kabupaten Cirebon, biaya Rp 955.995.000. Waktu pelaksanaan 120 hari kerja dan pelaksana proyek CV. Kresna Mulya.
Sesuai pantauan di lokasi, setiap pengendara motor yang melintas, tak sedikit mata mereka yang terkena debu. Begitu juga warga yang rumahnya di sepanjang jalan tersebut. Bahkan, siswa-siswi di MI dan MTs Wathoniyah pun terlihat tidak nyaman akibat debu dari jalan yang bertebaran.
Menurut Tokoh Pemuda Desa Japurabakti, Ahmad Farhan Bahruddin, masyarakat di desanya merasa tidak nyaman dengan kondisi proyek peningkatan jalan yang tidak segera diselesaikan itu. Sebab kata dia, dengan kondisi musim kemarau seperti ini, debu yang dihasilkan sangat mengganggu.
“Ini proyek mangkrak seperti ini didiamkan saja. Banyak pengendara motor yang jatuh akibat jalan yang tidak segera diselesaikan. Masa sudah satu bulan lebih kondisi seperti ini kok didiamkan saja,” kata Farhan, Selasa (10/9/2019).
Bahkan, aku Farhan, warga juga banyak yang sakit dan ada juga yang dirawat rumah sakit akibat sakit pernafasan.
“Termasuk ibu saya juga dirawat di rumah sakit karena sakit pernafasan yang diduga akibat terkena debu yang dihasilkan dari proyek jalan ini,” ungkap Farhan.
Ia berharap, dinas terkait segera menegur pelaksana proyek untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Jika tidak, ia mengancam akan melakulan aksi. Sebab kata dia, informasi yang didapat, pekerjaan jalan ini akan dilanjutkan dua bulan mendatang.
“Warga di sini sudah resah semua. Jika mangkrak seperti ini, enggak usah ditingkatkan jalannya. Dan kalau tidak segera diselesaikan, kami akan demo,” kata Farhan.
Hal sama juga diakui pengguna jalan, Aris Fathullah. Ia yang merupakan warga Desa Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon ini mengaku resah dengan kondisi jalan yang berdebu seperti itu. Ia juga mengaku sering kali hampir jatuh, ketika melintasi jalur tersebut.
“Ya kami merasa tidak nyamanlah. Pengerjaan proyek kok dibiarkan mangkrak seperti ini, tidak segera diselesaikan. Saya seringkali hampir jatuh kalau lewat sini,” kata Aris.
Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Jalan dan Jembatan pada PUPR Kabupaten Cirebon, Hidayat saat hendak dikonfirmasi, tidak ada di kantornya. Saat dihubungi, nomor telponnya pun tidak aktif. Kasi Peningkatan Jalan, Aripriyanto pun juga sama. (FS-7)