MAJALENGKA, fajarsatu.- Munculnya simbol-simbol bendera dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada peringatan tahun baru hijriyah mendapatkan perhatian serius dari Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Majalengka.
Menyikapi hal ini, Ansor Majalengka menggelar rapat seluruh jajaran pengurus semua tingkatan di Pondok Pesantren Mambaul Huda Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Rabu (4/9)
Ketua PC GP. Ansor Majalengka, Ahmad Cece Ashfiyadi mengatakan bahwa Ansor tetap konsen mengawal kehidupan beragama di Indonesia yang ramah dan damai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga Ansor akan ikut mengawasi munculnya gerakan-gerakan apapun bentuknya yang mencoba merongrong NKRI.
“Atas munculnya simbol-simbol HTI itu, kami Ansor langsung bereaksi. Karena memang Ansor akan tetap konsen mengawal dan memantau pergerakan organisasi atau kelompok yang mencoba mengganggu kenyamanan, keamanan dan ketertiban kehidupan beragama dalam bingkai NKRI tercinta ini”, ungkapnya, Rabu (4/9/2019).
Cece menambahkan walapun langsung bereaksi Ansor tetap mengedepankan persuasif dan menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintahan dan aparat keamanan untuk mengatasi masih adanya simpatisan ataupun oknum yang mencoba membangkitkan munculnya ormas yang nyata-nyata sudah dilarang oleh negara.
“Ansor tidak akan langsung bereaksi melakukan tindakan karena bukan kapasitasnya. Kami menyerahkan kepada pemerintah dan aparat keamanan untuk menyikapi dan mengambil tindakan nyata. Khususnya di Majalengka yang kemarin terang-terangan adanya pawai peringatan tahun baru hijriyah dengan membawa simbol-simbol HTI,” ujarnya.
Cece berharap kondisi Majalengka dengan visinya remaja ini harus tetap terasa damai dan aman, sehingga kelompok-kelompok yang sudah jelas-jelas anti NKRI dan Pancasila ini harus terus diwaspadai, dan mendapatkan perhatian serius dari semua pihak agar kita tidak kecolongan lagi adanya warga Majalengka yang terlibat aksi-aksi radikalisme ataupun terorisme.
“Mari kita sama-sama awasi dan terus waspada jangan sampai terlena dengan simbol apapun yang kelihatannya bisa membuai kita semua tapi pada akhirnya akan menimbulkan keresahan.” jelasnya.
Ya, jangan sampailah kita masyarakat Majalengka tercoreng kembali dan dirugikan lagi dengan adanya oknum yang terlibat radikalisme terlebih lagi terorisme. Apalagi Majalengka sudah punya sejarah seperti itu”, harapnya. (FS-8)