MAJALENGKA, fajarsatu.- Dua warga asal Desa Nanggewer, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka kini telah kembali ke kampung halamannya.
Dua warga itu, yakni Reza (20) dan Narsono (37), pamannya datang pada Senin (7/10/2019) dini hari. Keduanya dijemput langsung oleh Camat Sukahaji.
Dihadapan Bupati Majalengka dan unsur Muspida serta unsur Muspika Kecamatan, Narsono yang merupakan pamannya Reza menceritakan situasi kerusuhan sewaktu di Wamena Papua.
“Waktu terjadi kerusuhan itu, pagi, saya sudah bilang ke Reza, supaya tidak usah berjualan. Karena saya mendengar akan ada aksi demo dari bapak-bapak warga Wamena. Cuma mungkin, informasi itu menurut Reza belum pasti, jadilah dia berangkat jualan ke pasar,” ungkapnya, Senin sore (7/10/2019).
Sesampainya di tempat jualan, Narsono melanjutkan, kejadian itu terjadi. Motor Reza dibakar, Reza sendiri terkena pukulan di bagian kepala. Namun langsung dibawa ke rumah sakit.
Ditanya tentang akar penyebab persoalan aksi kerusuhan itu, Narsono mengatakan pertengkaran nya itu berawal dari warga yang minta ijin untuk demo, namun dari pihak aparat sepertinya tidak mengizinkan. Akhirnya warga, bikin siasat seolah-olah kisruh.
“Itu bukan soal tawuran, itu awalnya hanya siasat saja, karena awalnya minta ijin demo tidak dijinkan. Infonya anak-anak SMA yang mau berdemo, kenyataannya adalah bapak-bapak yang sudah berusia 50 tahunan sengaja memakai seragam SMA,” ungkapnya.
Sepengetahuan Narsono dan Reza, awal mula siasah kerusahan itu berawal dari adanya isu yakni guru pendatang, yang menyebut muridnya dengan sebutan nama hewan. Sehingga murid tidak terima, dan lapor ke orangtunya.
“Ada guru yang memanggil dengan sebutan binatang, ada orangtua yang tidak terima, kubu orangtua tidak terima, merangsek masuk ke sekolah. Itu cerita yang saya tangkap dari mendengar. Kebenarannya saya tidak tahu pasti,” ungkapnya.
Setelah mendengarkan cerita itu, Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi mengatakan, ceritanya sederhana. Ini ternyata soal menyikapi berita hoaks yang dibesar-besarkan. Oleh karenanya, ia berpesan menjelang Pilkades serentak agar warga tidak terprovokasi atas isu isu yang tidak benar.
“Kita tadi sudah mendengar ceritanya, hikmahnya yakni kita tetap harus waspada tentang hoaks.” ungkapnya.
Sebagai bentuk kadeudeuh, serta memotivasi supaya Reza dan Narsono tidak kembali ke perantauan, pihak Pemda memberikan bantuan modal usaha.
“Kita berikan modal untuk usaha. Supaya mandiri. Ayah Reza, Baridin, saat ini dalam perjalanan. Malam ini atau besok, sudah ada di sini.” pungkasnya. (FS-8)