SUMBER, fajarsatu.- Tradisi mengarak pusaka-pusaka leluhur biasa disebut ngarak Buyut Desa Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon terus dilestarikan.
Ribuan masyarakat mengikuti iringan mengarak pusaka itu, tidak sedikit masyarakat berdesakan untuk berebut memegang benda yang dikeramatkan tersebut, Kamis (17/10/2019).
Terlihat saat pusaka Buyut Balegede dikeluarkan dari tempatnya warga berdesakan ingin memegang benda-benda peninggalan leluhurnya tersebut.
Beberapa benda pusaka seperti keris, tombak, tongkat dan lainnya terlihat diarak, bahkan pusaka Buyut Balegede yang sudah dibungkus kain putih sudah disiapkan ahli waris untuk diarak keliling desa.
Benda pusaka itu yang berada dalam kain putih, kemudian diarak mengelilingi desa tersebut hingga ke empat titik sudut perbatasan desa itu.
Warga biasa menyebutnya dengan ngarak buyut. Mereka berdesakan untuk mendekat ke arah orang yang membawanya.
“Adat ngarak buyut ini sudah turun temurun dari nenek moyong dulu yang harus tetap kita lestarikan, dan pusaka itu merupakan milik Ki Gede Galagamba, yang ditempatkan di Balegede,” kata Kuwu Galagamba Musa kepada fajarsatu.com.
Diceritakannya, adat itu terus dilakukan karena selain warisan leluhur juga setahun sekali untuk mengeluarkan pusaka-pusaka itu agar masyarakat Galamba terbebas dari pageblug (serangan penyakit) dan merupakan tolak bala bagi masyarakat Galagamba.
“Sehingga desa ini tetap menjadi kondusif aman tentram, perekonomiannya terus meningkat hasil pertaniannya melimpah tidak ada serangan hama, serta penyakit yang menyerang warga, sehingga mengarak buyut itu harus terus dilakukan dan waktunya juga bukan kita yang menentukan tetapi ahli waris yang menjadi kuncen penjaga pusaka-pusaka yang ada di Balegede itu,” papar kuwu.
Menurutnya, Ki Gede Galamba merupakan orang sakti dan itu konon menurut ceritanya ada pohon jati yang tumbuh di Blok Blawong Desa Tangkil Kecamatan Susukan yang tidak bisa dipotong oleh siapapun.
Sehingga Sunan Gunung Jati membuat sayembara siapa yang bisa memotong jati itu, dan hanya Ki Gede Galagamba yang bisa melakukannya.
Dikatakannya, warga yang mengikuti ngarak buyut selain mencari berkah mereka juga sepertinya tidak pernah capai dalam berjalan mengelilingi desa yang mencapai puluhan kilometer, karena barokah benda-benda pusaka itu. (FS-5)