SUMBER, fajarsatu.- Untuk menyelesaikan pembangunan Stadion Watubelah Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon hingga 100 persen membutuhkan anggaran Rp 400 miliar lagi dari estimasi Rp 600 miliar.
Dengan masih membutuhkan jumlah anggaran yang besar tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon pun meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, mendukung anggaran secara bertahap setiap tahunnya.
Di samping itu, upaya meminta bantuan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat pun juga dilakukan oleh dinas terkait.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukimanan dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Cirebon, Agas Sukma Nugraha menjelaskan, luas lahan stadion tersebut yakni 9,85 hektare. Luas tapak bangunan 20.200 meter persegi, luas lahan efektif tiga lantai yakni 44,620 meter persegi, kapasitas penonton 16.062 orang.
Adapun untuk kapasitas parkir yang tersedia yakni untuk 30 bus, 505 mobil, 306 motor, dan konversi penonton 4132. Sedangkan kebutuhan lahan parkir yakni 11,42 hektare.
Secara historis pembangunan Stadion Watubelah, kata Agas, yakni dimulai dari 2011 dengan menyusun DED masterplannya. Kemudian di 2012 mulai dilakukan pembangunan tahap I berupa pengurugan, pemerataan tanah, pekerjaan pondasi bor, dan pekerjaan struktur lantai dasar tribun barat.
“Pengerjaan tersebut dari pagu anggaran Rp 31 miliar yang terserap hanya Rp 19 miliar. Sumber dananya dari APBD Provinsi Jawa Barat,” kata Agas, saat mempresentasikan progres pembangunan Stadion Watubelah di hadapan Bupati Cirebon, perwakilan DPRD, unsur SKPD terkait dan lainnya, di stadion tersebut, Rabu (6/11/2019).
Namun, lanjut Agas, pada 2013 tidak ada pekerjaan lanjutan karena Pemprov Jawa Barat tidak memberikan anggaran. Tetapi di 2014 pemprov kembali mengucurkan anggaran sebesar Rp 33 miliar untuk pembangunan tahap II yakni untuk pengerjaan tribun utara, selatan, barat, dan timur.
Kemudian pada 2015, kembali mendapat anggaran dari Pemprov Jabar sebesar Rp 20 miliar untuk pembangunan tahan III berupa pengerjaan lima paket. Yakni melanjutkan pengerjaan tribun utara, selatan, dan barat, serta pekerjaan lapangan bola I dan site development.
“Di 2016, mendapat anggaran untuk pembangunan tahap IV sebesar 30 miliar dari Pemprov Jabar. Yakni untuk tujuh paket pekerjaan, beruapa pekerjaan lanjutan tribun utara, seleatan, barat dan timur, serta pekerjaan lapangan bola sama atletik, saluran drainase, dan lanjutan site development,” kata Agas.
Kemudian, pada 2017 Pemprov Jabar kembali mengucurkan anggaran sebsar Rp 50 miliar untuk pembangunan tahap V, yang terdiri dari empat pekerjaan berupa lanjutan pekerjaan pagar keliling, lanjutan pekerjaan saluran drainase, serta lanjutan tribun barat dan timur.
“Total dari awal hingga 2017 ini, biaya yang terlaksana sudah Rp 151 miliar. Adapun di 2018, tidak ada pekerjaan karena tidak mendapat anggaran dari pemprov maupun kabupaten,” kata Agas.
Tetapi di 2019 ini, lanjut dia, kembali mendapat anggaran dari Pemprov Jabar sebesar Rp 50 miliar dan setelah dilelang menjadi Rp 44.675.403.000. Kemudian dari APBD Kabupaten Cirebon Rp 35 miliar, setelah dilelang menjadi Rp 32.776.667.
Pekerjaan untuk pembangunan tahap VI ini yakni berupa, lanjutan pekerjaan tribun timur, barat, utara, selatan, dan site development.
“Jadi biaya direncanakan saat ini sudah Rp 228,4 miliar. Bantuan dari APBD Kabupaten Cirebon hanya di 2019 saja, yakni 32 miliar. Bahwa prototype bangunan ini sama persis dengan yang ada di Bekasi, selesai 2013 menghabiskan Rp 600 miliaran. Yakni dari pemprov Rp 220 miliar sisanya Rp 400 miliar dari Pemda setempat,” katanya.
Agas mengaku, di APBD Kabupaten Cirebon murni 2020, pihaknya sudah mengajukan sebesar Rp 50 miliar dan ke Pemprov Jabar mengajukan sebesar Rp 150 miliar. Tapi untuk 2020 tidak diakomodir oleh DPRD Kabupaten Cirebon.
“Jadi mohon bantuan support anggrannya dari DPRD, sehingga harapan kami dalam maksimal dua tahun ke depan stadion ini bisa digunakan,” kata Agas. (FS-7)