SUMBER, fajarsatu.- Kondisi air sungai di Kabupaten Cirebon rata-rata tercemar yang masuk dalam kategori baku mutu air ke-4 sebagai kategori kualitas air yang sangat buruk.
Demikian dikatakan Kapala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemulihan Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Yuyu Jayudin saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (2/12/2019).
“Baku mutu kelas satu dapat digunakan untuk minum dan kelas dua untuk pertanian masih dapat digunakan, sedangkan kelas 3-4 kualitas kurang baik dan itu sebagai kondisi air sungai di Kabupaten Cirebon,” ungkapnya.
Sementara terkait perubahan warna air Sungai Ciberes, DLH menilai, perubahan warna air tersebut disebabkan oleh intrusi air laut yang bercampur dengan ganggang, bakteri ekoli dan sampah yang mencemari sungai tersebut.
Dikatakan Yuyu, DLH baru sekali menyambangi ke lokasi karena kesulitan mencari lokasi pasti. Pasalnya, lanjut dia, terdapat tiga titik di wilayah Kecamatan Gebang bukan hanya di Sungai Ciberes terdapat tetapi terjadi di lokasi lain seperti di dekat PT Unaglori dan buah kolam milik warga yang diketahui. Perubahan warna air tersebut terjadi sejak Oktober 2019.
“Kita baru sekali ke lokasi karena sulit menemukan titik pasti lokasi, setelah ditelusuri ada tiga titik di Kecamatan Gebang yakni di sungai ciberes terus deket PT. Unaglori dan satu kolam milik warga,” ujarnya.
Masih kata Yuyu, pada Minggu (1/12/2019), pihaknya sudah mengambil sample air untuk mengetahui kandungan BOD dan COD Ekoli yang terkandung dalam air. Pihaknya pun baru hari ini memberikan sample air ke labolatorium dan kemudian akan menunggu selama dua minggu kedepan untuk mengetahui lebih jelas hasil pengecekan di labolatorium.
“Kemarin kita udah mengambil sample air untuk mengetahui kandungan BOD dan COD ekolinya, dan baru hari ini kita kirimkan air itu ke laboratorium terus kita menunggu dua minggu kedepan untuk hasilnya,” jelasnya.
Dugaan sementara, perubahan warna air seperti apa yang terjadi di Sungai Kanal Brebes diakibatkan ganggang dimana intrusi air laut yang menyatu dengan ganggang, bakteri ekoli dan sampah sehingga bisa merubah warna air.
“Kami duga sama seperti di Sungai Kamal Brebes yang diakibatkan oleh intrusi air laut yang bercampur dengan ganggang, bakteri ekoli dan sampah sehingga merubah warna air,” ucapnya. (FS-7)