SUMBER, fajarsatu.- Memasuki musim penghujan, bencana banjir dan tanah longsor masih menjadi sesuatu hal yang menghantui masyarakat Kabupaten Cirebon.
Terlebih saat ini, wilayah Kabupaten Cirebon dan sekitarnya kerap diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra menyampaikan, saat ini pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi dalam menghadapi bencana tersebut.
“Meskipun sudah dipetakan, tapi masyarakat harus tetap waspada karena yang namanya musibah tentu datangnya tidak disangka-sangka,” ujar Dadang, Jumat (3/1/2020).
Menurutnya, berbagai upaya terus dilakukan untuk mengantisipasi kejadian tersebut di wilayah Kabupaten Cirebon. BPBD sudah membentuk tim gabungan siaga bencana yang didalamnya terdiri dari berbagai elemen masyarakat.
Bahkan, kata dia, terhitung mulai Januari hingga 30 Maret 2020 sudah menyatakan waspada musim hujan dengan menginformasikannya kepada masyarakat melalui berbagai media.
Selain itu, kata Dadang, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, salah satunya adalah dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC).
Karena, lanjutnya, salah satu penyebab banjir adalah terjadinya pendangkalan di sejumlah sungai, sementara untuk proses pengerukan atau normalisasi sungai yang dangkal bukan kewenangan BPBD.
Dadang mengatakan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, normalisasi sungai-sungai besar yang melintas di Kabupaten Cirebon memang harus dilakukan sejak dini karena salah satu penyebab banjir itu karena memang belum adanya normalisasi sungai.
“Kami sudah mengajukan (normalisasi) ini ke pihak BBWS dan sudah dirapatkan di akhir tahun 2019 lalu,” terang Dadang.
Namun, beberapa kali pihaknya berkoordinasi dengan BBWS, jawabannya selalu karena keterbatasan anggaran. BBWS berdalih anggaran yang ada hanya untuk pemeliharaan dan bukan untuk pengerukan.
“Setiap kami koordinasi meminta untuk dilakukan normalisasi alasannya tidak ada anggaran. Seharusnya normalisasi menjadi prioritas karena dampaknya bisa mengurangi resiko banjir,” jelas Dadang.
Akhirnya langkah yang ditempuh BPBD adalah dengan cara membersihkan sampah dan eceng gondok pada sungai-sungai kecil. Hal itu sebagai antisipasi agar aliran air pada musim hujan ini tidak terlalu menyumbat.
Dadang menambahkan, sungai-sungai di Kabupaten Cirebon yang harus di normalisasi yaitu Sungai Cisanggarung, Ciberes, Cijangkelok, Cimanis, Cipager dan Sungai Ciwaringin.
“Ya mau bagaimana lagi, BBWSCCnya diam saja,” tegas Dadang seraya berharap agar curah hujan tahun ini tidak sebesar tahun sebelumnya.
Sementara, Kepala BBWSCC, Happy Mulya mengaku tidak sepakat jika pihaknya dianggap tidak peduli untuk mengantisipasi masalah banjir.
Pasalnya, kata dia, BBWSCC sudah pernah melakukan normalisasi Sungai Cimanuk Cisanggarung, namun karena anggaran terbatas sehingga tidak sepenuhnya bisa teratasi.
“Di wilayah Cimanuk-Cisanggarung ini ada 377 titik sungai yang kritis. Kalau dibilang tidak ada normalisasi ya tidak juga, hanya anggarannya memang terbatas,” pungkasnya. (FS-7)