JAKARTA, fajarsatu.- Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un, KH. Solahudin Wahid (77 tahun), adik kandung dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, meninggal dunia pada Minggu (2/1/2020) pukul 20.55 WIB dalam proses perawatan di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat.
Kabar duka tersebut terkonfirmasi oleh putra Gus Solah, Irfan Wahid melalui Twitter. “Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20:55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu,” tulis Irfan.
Sebelumnya, Gus Solah dikabarkan kritis di RS Harapan Kita pada Ahad pagi. Irfan saat itu mencuit agar ayahnya sembuh.
“Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan, kekuatan, kesabaran & yang terbaik bagi beliau. Semoga Allah SWT mencabut sakit beliau tanpa disertai rasa sakit,” ungkap Irfan.
Gus Solah merupakan tokoh Islam nasional yang pernah menduduki jabatan strategis di Indonesia.
Ia pernah jadi Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di awal periode reformasi 1998.
Dalam bidang keislaman, Gus Solah mengasuh pesantren Tebuireng di Jombang Jawa Timur dan merupakan tokoh ormas Islam besar, Nahdlatul Ulama. Dalam bidang politik, Gus Solah pernah jadi Calon Wakil Presiden pada 2004 bersama dengan Capres Wiranto.
Dr. (HC) Ir. H. Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah lahir di Jombang, 11 September 1942 dan meninggal di Jakarta, 2 Februari 2020 pada uusia 77 tahun.
Gus Solah adalah seorang aktivis, ulama, politisi dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.
Almarhum juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Bersama kandidat presiden Wiranto, Gus Solah mencalonkan diri sebagai kandidat wakil presiden pada Pemilu Presiden 2004. Langkahnya terhenti pada babak pertama, karena menempati urutan ketiga.
Salahuddin Wahid merupakan putra dari pasangan KH. Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu) dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ayahnya adalah putra dari pendiri Nahdatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asyari. (FS-2)