SUMBER, fajarsatu.- Dituding menerima uang suap dari hasil rotasi mutasi kepala sekolah tingkat SD sampai SMP pada akhir tahun lalu, Bupati Cirebon H. Imron Rosyadi tidak terima atas tudingan tersebut.
Tudingan tersebut dilontarkan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Cirebon Raya melalui surat permintaan audiensi pada 11 Maret 2020 lalu.
Dalam surat tersebut, GMBI menyebutkan adanya suap sebesar Rp 2 milliar serta pemberian dua unit kendaraan roda empat yang diberikan kepada Imron.
Saat ditemui secara langsung di ruangnya, Imron menjelaskan, dirinya sudah merasa siap menempuh jalan sumpah di bawah Al-Quran untuk membuktikan kepada GMBI, bahwa sama sekali dirinya tidak menerima apapun dari proses rotasi mutasi kepala sekolah saat itu.
Jalan tersebut ditempuh dari hasil pemikiran yang cukup mendalam mengingat bersinggungan langsung dengan harga diri.
“Jalan ini saya tempuh, supaya GMBI tahu bahwa saya sama sekali tidak menerima apapun. Sayangnya mereka tidak datang. Padahal kalau datang, saya akan bersumpah di bawah Al-Quran, mereka atau saya yang terkena azab,” tandas Imron, Senin (16/3/2020)
Ia mengaku, sudah memanggil Kyai Usamah Mansyur, salah satu kyai kharismatik yang ada di Kabupaten Cirebon. Disamping itu, puluhan kepala sekolah sudah menunggu kedatangan GMBI dan akan menjadi saksi sumpah dirinya.
Imron mengaku heran, karena masih saja ada sebagian masyarakat yang berani melakukan fitnah.
“Dosanya besar fitnah itu. Ini sebagai pembelajaran supaya masyarakat tidak sembarangan melemparkan fitnah. GMBI itu organisasi besar, jadi jangan sembarangan melontarkan tudingan,” ungkap Imron.
Hal senada dikatakan Kadisdik Kabupaten Cirebon, Asdullah Anwar. Menurutnya, apa yang dilontarkan GMBI kepada bupati, sangat tidak mendasar dan tidak punya bukti kuat.
Untuk itu, dirinya sudah menyiapkan bukti-bukti akurat untuk menunjang data dan mementahkan tudingan GMBI tersebut.
“Tadinya saya akan panggil ratusan kepala sekolah, sebagai saksi. Kita juga bawa bukti otentik terkait persoalan rotasi mutasi. Jangan fitnahlah, mana mungkin kita ngasih uang sama bupati, apalagi nilainya sampai milliaran. Tidak ada sama sekali suap dalam proses mutasi ini,” tegas Asdullah.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada informasi resmi dari pihak GMBI sampai membatalkan agenda audensi tersebut. Padahal dari surat pemberitahuan GMBI, agenda audensi tertanggal hari ini, (Senin, 16/3/2020) ) pukul 10.00 WIB bertempat di sekretariat Pemkab. Cirebon. (dave)