LEMAHWUNGKUK, fajarsatu.- Di tengah wabah virus corona dinyatakan belum terlalu berdampak signifikan terhadap perekonomian di wilayah Ciayumajakuning. Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Bakti Artanto, Minggu (22/3/2020).
“Keputusan Pemerintah Daerah Kota Cirebon tentang menetapkan bahwa siswa belajar di rumah selama 14 hari ini, ada dampak di dalamnya, akan tetapi belum terlihat secara signifikan,” ujarnya.
Dari sisi informasi harga bahan pokok, kata Bakti, masih normal dan ada beberapa harga bahan pokok yang cenderung naik, seperti gula dan cabai.
“Mudah-mudahan inflasi bulan Maret tidak berbeda jauh dengan bulan-bulan sebelumnya, inflasi bulan Maret dapat dilihat tanggal 1 April,” jelasnya.
Menurutnya, dampaknya baru dapat terlihat nanti setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi.
“Kalau melihat data inflasi dua bulan terakhir, Januari itu 0,10 persen dan Februari 0,17 persen, angka tersebut waktu wabah Covid-19 masih di luar negeri, sebelum banyak di Indonesia,” ungkap Bakti.
Untuk kegiatan perdagangan, Bakti menjelaskan, yang terdampak adalah perdagangan ekspor, seperti pedangan buah-buahan yang ekspor, khususnya ke China, itu ada yang turun bahkan drop.
“Sisi lain, seperti rotan itu sifatnya cenderung stay (menunggu), rotan juga sebenarnya bisa dialihkan ekspornya ke Eropa,” ujarnya.
Bakti mengungkapkan, kondisi darurat nasional Covid-19 ini memang di luar dugaan, ternyata pergerakan Covid-19 ini cepat, bahkan di Eropa dan Amerika.
“Dengan cepatnya itu, investor itu cenderung cari aman, sehingga ada balik modal mereka,” ungkapnya.
Gubernur BI juga, lanjut Bakti, akan selalu update informasi kepada media yakni Selasa dan Kamis per minggunya.
“Kita harus optimis, BI akan berkoordinasi dengan pemerintah, Kementerian keuangan, dengan sinergi yang baik, Insya Allah akan menjadi persepsi pasar, bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat, untuk Indonesia khususnya Cirebon,” tutupnya. (dave)