KESAMBI, fajarsatu- Sebanyak 21 tenaga medis di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon diisolasi setelah melakukan kontak dengan satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) yang akhirnya meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan Kepala RS Ciremai, Letkol CKM Andre Novan, dalam keterangan resminya, yang disampaikan kepada sejumlah media, Senin (20/4/2020) sore.
Menurutnya, pihak rumah sakit harus melakukan isolasi terhadap 21 orang tenaga medis yang terdiri dari 18 perawat ICU dan IGD serta tiga orang dokter yakni dokter spesialis saraf, dokter ICU dan dokter IGD yang sudah menjadi protap rumah sakit.
“Betul bahwa kami RS Ciremai telah mengisolasi 21 tenaga medis kami yang terdiri dari 18 perawat ICU dan IGD serta 3 dokter yaitu spesialis saraf, dokter igd dan ICU. Memang itu protap rumah sakit pada saat kita mencurigai pasien dengan indikasi Covid-19, bahwa kami harus melakukan isolasi,” kata Andre.
Sementara itu, Kabid Yanmed RS Ciremai, dr Tetri Yuniwati menjelaskan, 21 orang tenaga medis yang diisolasi sebelumnya melakukan kontak langsung terhadap pasien PDP yang meninggal dunia pada 15 April lalu.
Dijelaskannya, saat itu pasien PDP tersebut tidak jujur bahwa pasien sempat menghadiri pemakaman adik dan keponakannya yang positif Covid-19 di Jakarta. Bahkan, yang bersangkutan juga sempat mencium kening sang adik.
“Saat ditanya keluarga pasien sudah ditanya bahwa tidak pernah kontak baik bepergian dengan keluar kota maupun dengan orang-orang. Sampai ditanyakan berulang-ulang, kita tegaskan ini untuk kepentingan dan kesehatan bersama,” tegasnya.
Pasien PDP yang meninggal tersebut baru diketahui pernah melakukan kontak dengan pasien terkonfirmasi Covid-19, saat sudah menjalani perawatan di ruang ICU.
“Saat masuk pasien tidak sadarkan diri. Saat ditanya riwayat penyakitnya ada kencing manis tapi saat masuk dalam keadaan sesak nafas tidak sadar dan tensinya tinggi makanya kita sarankan ke dokter saraf. Akhirnya kebenaran itu baru kita dapatkan setelah pasien masuk ICU. Jadi pasien awalnya ini tidak jujur kepada kita,” lanjut dr Tetri.
Kronologis
Seorang pasien datang ke RS Ciremai pada Selasa (14/4/2020) dan Diterima dokter jaga sekitar pukul 10.00 WIB oleh keluarganya dalam keadaan pingsan (tidak sadarkan diri).
Seluruh dokter dan perawat di IGD dipimpin Kepala IGD, Iyus melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien dengan memasang alat ventilator dan oksigen, hingga tekanan darah serta tensi turun (awal masuk 170/110 ).
Menurut keterangan dari keluarga pasien, pasien terjatuh di jalan hingga menyebabkan pingsan dan kemudian dibawa ke IGD RS Ciremai.
Karena pihak rumah sakit tidak mau mengambil resiko, dilakukan rapid test agar diketahui pasien tersebut terinfeksi Covid-19 atau tidak. Setelah diambil sampel darah dari pasien dan dilakukan rapid tes keluar hasil rapid test dengan hasil negatif. Namun dokter menyimpulkan, hasil rapid test tidak 100 persen akurat.
Setelah dilakukan tindakan medis di IGD, pasien berangsur stabil, tekanan darah dan tensi turun serta pernapasan membaik, dan pihak keluarga ada yang datang menengok.
Dari pihak keluarga baru diperoleh informasi bahwa pasien merupakan ayah kandung dari anaknya yang telah meninggal di RS Mitra Plumbon, dengan status suspect Covid-19. Pasien berinisial M ini pernah terjadi kontak dengan almarhum anaknya pada saat jenazahnya sudah dibungkus dengan plastik dan peti, bahkan pasien memaksa untuk membuka peti jenazah anaknya tersebut.
Setelah dikatehui pasien adalah pasien dalam pengawasan (PDP), pihak RS Ciremai melakukan rangkaian test dan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan radiologi (rontgen) dan didapatkan hasilnya paru-paru pasien terdapat cairan kuning yang merupakan indikasi positif terjangkit virus Covid-19.
Dokter juga melakukan SWAB test namun hasilnya masih belum keluar dan keadaan medis pasien semakin menurun sehingga dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (15/4/2020) pukul 00.15 WIB.
Pada Kamis (16/4/2020) sekitar pukul 09.00 WIB, jenazah pasien dimakamkan oleh pihak RS Ciremai di Blok Desa Cempaka Kabupaten Cirebon.
Tidak ada keluarga yang datang pada saat proses pemakaman berlangsung, hanya dari pihak RS Ciremai yaitu perawat dua orang, supir ambulan. (dave)