KUNINGAN, fajarsatu- Akibat hujan deras mengakibatkan longsor di daerah Citapen Kabupaten Ciamis, Kamis (9/4/2020) sekitar pukul 22.00 WIB.
Dampak material longsor tersebut menutup Sungai Cijolang yang menyebabkan 12 rumah warga di Dusun Walahar, Desa Ciberung, Kecamatan Selajambe, Kabupaten Kuningan terendan limpahan air dari Sungai Cijolang.
Seorang relawan setempat, Ajat mengatakan, kejadian terjadinya longsor sekitar pukul 22.00 WIB. Dilaporkan, tidak ada korban jiwa namun sedikitnya 45 rumah warga Dusun Walahar terancam banjir.
“Banjir itu akibat luapan Sungai Cijolang yang tertutup material longsor sehingga luapan air tersebut mengancam rumah warga Dusun Walahar. Hingga saat ini sudah 12 rumah terendam air dan 45 rumah terancam terendam air,” kata Ajat di lokasi longsor, Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 19.00 WIB.
Lanjutnya, material longsoran tanah perkebunan milik warga sekitar 5 hektare menutupi Sungai Cijolang yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Ciamis.
Dilaporkan Ajat, di lokasi kejadian sudah berdatangan dari Polres Kuningan, TNI, BPPD Kabupaten Kuningan, Tagana, Camat Selajambe, para relawan dan masyarakat setempat.
Saat dikonfirmasi melalui whatsapp (wa), Camat Selajambe, Agus Sumedi menjelaskan, kejadian longsor awalnya pada Senin (6/4/2020) lalu, longsoran tersebut menutup sebagian Sungai Cijolang.
“Kemarin pukul 20.00 WIB kembali turun hujan cukup besar membuat longsor susulan dan menutup seluruh Sungai Cijolang. Akibatnya luapan air tersebut masuk pemukiman warga yang menyebabkan 12 rumah warga terendam,” ungkap Agus.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya langsung mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. “BPBD sudah ada di lokasi dan menunggu alat berat yang akan datang malam ini. BBWS Citanduy yang berhubungan dengan Sungai Cijolang juga sudah dihubungi, besok baru akan ke lokasi,” katanya.
Sementara bantuan untuk warga terdampak longsor sudah berdatangan dan jumlahnya cukup banyak. Bantuan tersebut datang dari warga sekitar dan juga dari Polres Kuningan berupa sembako untuk warga yang terkena dampak dan yang terancam.
“Kami dari Forum Komunikasi Kecamatan dan Desa terus memantau. Alhamdulillah masyarakat sudah tenang, terkendali dan aman,” pungkas Agus. (ricky)