Wartawan Muda
Karya: Irgun
Seorang wartawan muda menghampiriku di suatu saat
“Mohon arahan senior,” ucapmu
Tubuhnya yang kurus, menunggu jawabku
Serius
Bahkan terlalu serius
Aku merenung dan menatap wajahnya
Semangatnya mengingatkanku di masa lampau
Profesi wartawan bagiku adalah jalan hidup
Menyusuri jalanan, menghirup debu
Bagai kebanggaan tak bertepi
Di zamanku, wartawan adalah wajah perubahan
Catatan kecil dan pulpen tak pernah lepas dari saku
Seperti perisai dan tombak di zaman Kerajaan Romawi
Bahkan lebih kuat dan tajam
Di ruang redaksi, suara mesin tik bertalu-talu
Saling bersahutan bagai ejekan rutinitas
Kertas saling lempar hanya untuk menutupi kegelisahan
Dari kejaran deadline yang tak mau menunggu
Kini, zaman telah berubah
Teknologi makin canggih
Mengikis romantisme dan keceriaan
Irama dan langkah makin melambat
Ketegaran menghadapi situasi makin redup
Ketimpangan di depan mata bukan lagi objek menarik
Kini, zaman telah berubah
Surat kabar tak lagi jadi kebanggaan
Jarang pula orang menenteng koran di lengannya
Mereka sibuk dengan smartphone
Peristiwa pun dapat diketahui dalam hitungan detik
Hanya dengan tiga atau lima alinea
Seolah mereka sudah tahu segalanya
Inilah dunia baru
Dunia yang dulu tak pernah terbayangkan
Aku kembali ke dunia nyata
Saat kamu berkata, “Mohon arahannya senior”
Kujawab, berjalanlah sesuai hati nuranimu
Sebab, hari ini dan esok tak ada lagi arahan