SUMBER, fajarsatu – Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon sekaligus Bupati Cirebon, H. Imron Rosyadi mengakui ada keanehan dalam proses audiensi Forum Komunikasi Kuwu Cirebon (FKKC) sebagai wadah organisasi kepala desa se-Kabupaten Cirebon di gedung dewan pada senin lalu.
Diketahui, dalam kegiatan tersebut ratusan kepala desa abaikan social distancing yang berakhir dengan keributan yang menuntut mundur oknum anggota dewan yang dinilai sudah meragukan profesionalitas kepala desa pada pendataan penerima bantuan.
“DPC PDIP Kabupaten Cirebon merasa ada keanehan dalam proses itu karena bisa sampai ribut,” akunya.
Disamping itu, PDIP Kabpaten Cirebon pun mengaku mendapat mandat dari DPD PDIP Provinsi Jawa Bart untuk melanjutkan proses terkait dengan sumber kericuhan kepala desa di gedung rakyat tersebut.
“Dari DPD Jabar sih mengintruksikan kalau kita merasa benar, jalan terus. Karena DPRD itu kan kepanjangan dari masyarakat,” ucapnya.
Kalaupun ada kesalahan, sambung Imron, anggota Komisi IV DPRD yang dinilai sudah meragukan profesionalitas kepala desa sudah meminta permohonan maaf sesuai dengan keinginan dari para kepala desa.
“DPD mengingatkan, kalau salah ya minta maaf, dan Pak Aan Setiawan juga sudah melakukannya tapi masih dikerjain terus. Pasti ada motif lain,” imbuhnya.
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon dinilainya sudah membiarkan atas tuntutan kuwu untuk meminta mundur oknum anggota dewan tersebut.
“Tindakan tersebut, saya nilai merupakan kesengajaan untuk menyudutkan partai dengan dugaannya by design,” papar dia. (dave)