HARJAMUKTI, fajarsatu – Hujan besar yang mengguyur Kota Cirebon sejak pukul 19.00 WIB (bada Isya) hinga pukul 20.30 WIB menyebabkan sejulmlah ruas jalan di Perumnas Kota Cirebon tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi, Kamis (2/7/2020).
Banjir sudah terlihat sejak masuk lampu merah dari arah Jalan A. Yani (By Pass) menuju Jalan Ciremai Raya dengan ketinggian sekira 60 cm. Ketinggian air mulai menurun setelah melewati jembatan Sungai Cikalong.
Tetapi genangan air kembali meninggi setelah melewati jembatan kedua atau tepatnya di depan RS Putera Bahagia. Di jalan langganan banjir itu ketinggian air sekitar 80 cm. Lebih tinggi dibanding genangan air sebelumnya.
Kondisi tersebut membuat sejumlah pengendara motor dan mobil memberhentikan kenadaraannya. Mereka kuatir jika memaksakan diri, mesin kendaraan malah mati atau mogok.
Namun, tidak semua pengendara meminggirkan kendaraannya. Tidak sedikit yang memasksakan kendaraan menerobos genangan air setinggi ban mobil itu. Akibatnya satu dua motor terpaksa harus didorong akibat mesin kendaraannya mati.
“Gak sabaran sih. Sudah tahu ketinggian air dapat merendam mesin, jadinya mesinnya mogok,” gerutu seorang pria yang sedang berteduh di tenda bekas PKL berjualan kuliner tidak jauh dari Puskemas Larangan.
Kejadian serupa juga terjadi pada kendaraan mobil kecil yang mencoba melintasi genangan air depan RS Putera Bahagia. Pada akhirnya, mobil tersebut mogok dan harus dibantu untuk didorong ke tepi jalan.
Banjir tidak hanya merendam jalur Jalan Cireamai Raya. Sejumlah gang di pemukiman warga juga tak luput dari genangan air. Walaupun air tak sempat masuk rumah, tapi tidak sedikit warga merasa kuaitir.
Mereka berharap hujan cepat reda agar tidak terjadi banjir dan masuk rumah. Seorang warga RW 06 Kelud Asih terus memantau gerakan air. Air deras dari arah alan Gunung Salak menutupi Jalan Gunung Kelud menuju arah Gunung Semeru.
“Kalau hujan besar kejadian seperti ini sudah biasa. Tapi kalai hujan tidak cepat berhentin ya kuatir juga akan ada banjir besar,” kata Andri, tukang bakso yang biasa mangkal di salah satu warung sembako di Jalan Gunung Kelud.
Apalagi, tambahnya, posisi Gunung Kelud dan Gunung Semeru lebih rendah sehingga aliran deras air menyatu di dua lokasi tersebut. Makanya, masih kata Andri, jika hujan deras lebih dari dua jam dipastikan Gunung Semeru akan terdampak banjir.
Untung, hujan mulai kembali merada pada pukul 20.30 WIB sehingga kekuatiran warga akan terjadinya banjir menjadi sirna. (irgun)