KEJAKSAN, fajarsatu – Ketua DPRD Kota Cirebon, Afiati A.Ma meminta maaf atas insiden pembacaan ikrar yang menghilangkan kata Khilafah di depan massa pendemo tolak RUU RIP beberapa waktu lalu.
Afiati mengatakan, saat itu DPRD Kota Cirebon menerima perwakilan Forum Cirebon Bersatu, yang sedang melakukan aksi menentang RUU RIP.
“Kemudian Wakil Ketua DPRD Fitria Pamungkaswati menawarkan agar semua yang hadir berikrar membaca naskah ikrar yang sudah disiapkan,” kata Afiati.
Saat itu, auedensi meminta membacakan terlebih dahulu draft naskah ikrar, sebelum mengambil sikap dan menyetujui ikrar tersebut.
Setelah dibacakan pada poin ketiga yang berbunyi “Demi Allah kami bersumpah akan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pengaruh paham komunisme, leberalisme, leninisme, sekularisme dan khilafah.”
“Saat dibacakan oleh ibu Fitria, pas kata sekularisme massa bertempuk tanggan sehingga kata khilafah tidak terdengar,” tuturnya.
Pihaknya melanjutkan, kemudian giliran Ketua DPRD memimpin membacakan ikrar, pada poin ketiga terdapat kata komunisme dan khilafah dan dibawahnya ada tambahan tulisan tanggan yakni liberalisme, leninisme dan sekularisme.
“Inilah yang membuat saya bingung dalam menyusun urutan bacaan, karena jujur konsep ikrar datangnya dadakan dari ibu Fitria yang disampaikan kepada saya saat itu,” ujarnya.
Disaat bersamaan, Afiati meminta maaf atas nama pimpinan dan lembaga, atas kekhilafan pada saat penerimaan aspirasi forum cirebon bersatu. (irgun)