BANDUNG, fajarsatu – Di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), pasar tradisional di Kota Bandung mulai mengalami kenaikan pengunjung. Menyikapi kondisi tersebut, PD Pasar Bermartabat sebagai pengelola sejumlah pasar tradisional di Kota Bandung semakin ketat menerapkan protokol kesehatan.
“Pasar tradisional pada AKB di Kota Bandung berjalan baik sesuai arahan ketentuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Pelaksanaan relasksasi ekonomi harus berjalan, tapi di satu sisi juga pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 harus berjalan baik,” tutur Direktur PD Pasar Bermartabat, Herry Hermawan, Rabu (19/8/2020).
Setiap pengunjung, lanjutnya, wajib menggunakan masker. “Jangan masuk ke pasar kalau tidak menggunakan masker. Juga membuat sanksi yang bisa membuat para warga pasar patuh menjalankan aturan. Harus membuat kebiasaan baru bagi warga pasar,” imbuhnya.
Atas hal itu, Herry merencanakan untuk membuat sanksi bagi pengunjung dengan penahanan KTP jika tidak menggunakan masker.
“Kita mencoba menerapkan penahanan KTP bagi para pelanggar yang ketahuan pada saat di pasar tidak menggunakan masker. Sifatnya hanya sebagai hukuman rigan. Tetapi setelah menunjukan menggunakan masker atau beli masker kita akan kembalikan (KTP),” jelasnya.
Herry mengungkapkan, di setiap pasar ada ada petugas yang berpatroli dan berworo-woro. Para petugas akan selalu mengimbau para pedagang dan pengunjung untuk mengenakan masker dan menjaga physical distancing.
Di setiap pasar ada 4-5 petugas yang bertugas bergantian sejak pagi hingga malam hari. “Ada 37 pasar dengan sekitar 17.000an pedagang. Untuk pengawasannya memang cukup sulit. Oleh karenanya, kita gunakan metode piket dan pakai toa woro-woro,” tuturnya.
Di luar itu, Herry menyarankan kepada pengunjung untuk mencatat belanjaanya agar lebih mudah berbelanja dan lebih cepat. “Kalau bisa masuk ke pasar itu punya list belanjaan, begitu sudah beres segera pulang. Kalau demam lebih baik tidak masuk pasar,” tuturnya.
Sedangkan untuk pedagang disarankan untuk menggunakan sarung tangan. Hal tersebut untuk memutus penyebaran virus Covid-19.
“Tentang penggunaan sarung tangan, harganya cukup mahal menurut para pedagang. Sehingga cenderung menyosialiasaikan untuk menyedikan hand sanitizer. Itu cukup baik,” katanya. (taufik)