MAJALENGKA, fajarsatu – Seluruh saluran Bendungan Rentang akan dinormalisasi dari Kabupaten Majalengka hingga Indramayu dengan terbagi dalam sembilan paket pekerjaan. Paket LMS-01 yaitu di bagian saluran induk Cipelang sampai dengan dari Bendungan Rentang normalisasi tanggul Sungai Cimanuk sepanjang 8 kilometer.
Hal tersebut diungkapkan PPK Irigasi VII, Ferdian Agung Nugroho saat menggelar sosialisasi proyek modernisasi jaringan irigasi Rentang dan Cipelang bertempat di Balai Desa Panongan, Kecamatan Jatitujuh, Sabtu (12/9/2020).
Menurut Ferdian, untuk saluran induk Cipelang sendiri akan direhabilitasi sepanjang 12 kilometer dari CPL I sampai CPL V. Pengerjaan proyek tersebut akan direalisasi selama 1.278 hari kalender atau selama tiga tahun ke depan.
Untuk Kabupaten Majalengka sendiri pengerjaan kita ada di titik wilayah Kecamatan Jatitujuh. Jadi sepanjang sungai Cimanuk, 8 kilometer dari hulunya Bendung Rentang sampai 12 kilometer di saluran Cipelangnya.
“Daerah irigasi Rentang, Jatitujuh akan dinormalisasi. Sesuai konsep awal dari pemerintah pusat, proyek tersebut dilakukan untuk memodernisasi jaringan irigasi Rentang bagi layanan debit irigasi terhadap daerah lumbung padi, karena Majalengka merupakan salah satu daerah lumbung padi nasional sebagai penyokong ketahanan pangan,” katanya.
Sosialisasi proyek tersebut ikuti perwakilan dari desa-desa yang terdampak lainnya yaitu Desa Pasindangan, Sumber Wetan, Biawak dan Panyingkiran serta dihadiri pula perwakilan dari Koramil dan Polsek setempat.
Sementara itu, Kepala Desa Panongan, Taufiq, S.Sos, menyampaikan terima kasih terhadap Adhi Minarta Barata (JO) yang telah melakukan sosialisasi terhadap desa-desa yang terlalui oleh proyek normalisasi tersebut.
“Mudah-mudahan kepada para perwakilan desa yang hadir dapat menyerap sekaligus bisa menyampaikan informasi ini kepada warganya supaya tidak ada terjadi miskomunikasi dalam arti pekerjaan ini dapat berjalan lancar. Jadi kalau ada apa-apa bisa kita musyarawahkan dan disampaikan kepada pihak pekerja proyek ini,” ungkapnya.
Dalam forum sosialisasi itu pun dilakukannya sesi tanya jawab antara pihak desa terdampak dengan pihak pemegang proyek dan BBWS Cimanuk Cisanggarung. Ragam aspirasi desa pun disampaikan untuk menjadi bahan pertimbangan maupun bentuk kebijakan yang kelak dapat direalisasikan selama proyek normalisasi itu berlangsung.
“Kami mengusulkan, agar dalam pelaksanaan proyek tersebut melibatkan masyarakat setempat, mengingat warga sangat memerlukan pekerjaan di situasi pandemi saat ini. Namun itu pun tentunya harus sesuai atau berbanding lurus antara peluang kerja dengan keahlian yang dimiliki oleh warga itu sendiri,” sebutnya (gan)