HARJAMUKTI, fajarsatu – Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon sejak pekan kemarin berubah status dari zona hijau menjadi zona merah. Berdasarkan data terakhir hingga Minggu (13/9/2020) ini, Dinas Kesehatan Kota Cirebon mencatat di Kelurahan Kecapi terdapat satu orang terkonfirmasi positif dan tujuh orang kontak erat.
Kondisi tersebut membuat Lurah Kecapi, Mimin Minarsih bekerja keras melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah.
“Kami terus melakukan woro-woro kepada masyarakat untuk disiplin menggunakan masker dan hidup sehat,” kata Mimin usai serah terima tong kompos organik untuk warga RW 06 Kelud Asih, Minggu (13/9/2020).
Lanjutnya, pihaknya telah membentuk tujuh tim woro-woro gabungan dari pihak kelurahan, Linmas, Babinsa, Kamtibmas, pengurus RW, kader PKK dan Puskemas. Tim tersebut setiap hari keliling untuk meningatkan dan menghimbau kembali ke seluruh masyarakat mulai perbatasan Drajat hingga perbatasan Kalijaga.
“Setiap hari kita melakukan woro-woro keliling untuk menghimbau disiplin penerapan protokol kesehatan, karena masyarakat masih menganggap sepele dengan tidak menggunakan masker,” katanya.
Ia berharap, dengan diingatkan kembali, di Kelurahan Kecapi kasus Covid-19 tidak akan meingkat bahkan targetnya tidak ada lagi masyarakat yang terpapar Covid-19.
“Saat diberlakukan PSBB Kelurahan Kecapi ada di zona aman, namun setelah penerapan AKB kasusnya malah meningkat dan beralih status menjadi zona merah,” ungkap Mimin.
Kemarin, lanjutnya, ada dua warga Kelurahan Kecapi terkonfirasi positif Covid-19 dan sekarang sudah diisolasi di rumah sakit. Mudah-mudahan diswab test kedua hasilnya negatif,” harapnya.
Mimin mengungkapkan, ada usulan dari masyarakat RW 09 Guntur Asih untuk kembali melakukan pemasagan portal karena banyak lalu lalang keluar masuk orang ke wilayah tersebut. “Tapi saya belum mengiyakan karena saya belum berkoordinasi apakah masih diperbolehkan,” ujarnya.
Ternyata, lanjut dia, jika masyarakat menginginkan portal ditutup kembali, pihaknya memperbolehkan yang penting ada jalan utama keluar masuk dan tidak menghambat warga lain.
“Di RW 09 Guntur Asih sebenarnya sudah bagus dalam penutupan portal karena setiap kunci portal sudah digandakan warga sehingga yang punya kendaraan tinggal membuka saja. Tetapi bagi warga luar RW 09 harus meminta izin dulu untuk masuk kawasan tersebut,” ungkapnya.
Untuk mengatisipasi keluar masuk warga terutama warga luar kota, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Forum RW Kelurahan Kecapi terkait pendataan kembali, seperti RT wajib menada warga pendatang maupun warga yang bepergian ke luar kota.
“Nanti data tersebut masuk ke website kelurahan bahwa sehari ini ada berapa warga luar kota atau warga yang pergi ke luar kota. Laporan tersebut akan masuk ke tim satgas kelurahan sehingga akan terpantau,” terang Mimin.
Ia berharap, bila ada warga yang keluar kota, terutama yang pergi ke kota epicentrum Covid-19 agar ada kesadaraan diri untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing karena dikuatirkan akan membawa virus.
“Karena kenyataannya di Kelurahan Kecapi ini yang terkena virus ternyata yang pulang dari luar kota,” kata Mimin.
Ia mengungkapkan, terkadang dirinya kesal saat melakukan woro-woro masih banyak warga yang menganggap enteng virus Corona.
“Saking kesalnya saya pernah marah saat sosialisasi ternyata warga tersebut seperti tidak menghiraukan bahkan menanggap enteng Covid-19,” katanya. (Irgun)