KEJAKSAN, fajarsatu – Mulai hari ini (Kamis, 22/10/2020) tepat pukul 12.00 WIB, RSD Gunung Jati Kota Cirebon ditutup sementara (lockdown) selama enam hari kedepan. Hal itu dibenarkan Wali Kota Cirebon, H. Nashrudin Azis
Dikatakan Azis, dirinya sudah mendapat laporan untuk meminta persetujuan RSD Gunung Jati ditutup sementara untuk enam hari kedepan.
“Saya dapat laporan dan meminta persetujuan saya, bahwa RSD Gunung Jati akan ditutup sementara itu untuk enam hari kedepan. Jadi mulai hari ini tepat pukul 12.00 tadi RSD Gunung Jati dilockdown,” ungkapnya kepada awak media di Ruang Adipura Balaikota, Kamis (22/10/2020).
Menurut Azis, pada prinsipnya dirinya setuju soal penutupan sementara RSD Gunung Jati. Ia meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) dan pihak rumah sakit harus mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di masyarakat
“Alasan lockdown RSD Gunung Jati saya rasa tepat karena banyak tenaga medis yang terkonfirmasi, baik perawat maupun dokter,” katanya.
Dikatakannya, dalam satu kejadian mencapai jumlah tenaga medis yang terpapar positif mencapai angka 39 orang. “Kalau tidak melakukan upaya penutupan sementara, saya khawatir akan terjadi penyebaran Covid-19 di kluster rumah sakit,” tandas Azis
Ia menyebut, tujuan penutupan sementara RSD Gunung Jati yang pertama untuk melakulan sterilisasi di lingkungan rumah sakit dan kedua melakukan pelacakan.
“Saya tanya antisipasi kalau ada pasien positif, kemudian perlu perawatan rumah sakit. Dijawab pihak rumah sakit akan tetap dilayani sepanjang kamar isolasi yang dibutuhkan pasien positif masih ada,” ujarnya.
Tetapi, tambahnya, jika pasien positif tanpa gejala akan diarahkan untuk diisolasi di hotel yang yang sudah disiapkan, seperti di Hotel Langensari dan Hotel Ono’s.
Masih kata Azis, penutupan sementara itu untuk semua layanan di RSD Gunung Jati. Kalau ada pasien yang membutuhkan layanan medis akan diarahkan ke rumah sakit lain
“Penutupan ini berlaku bagi pasien baru tetapi yang saat ini sedang dirawat, tidak harus keluar. Namun untuk pasien baru kita arahkan ke rumah sakit lain. Kita sudah koordiansi dengan beberapa rumah sakit di Kota Cirebon. Mudah-mudahan sebelum enam hari sudah buka kembali,” ujarnya.
Azis mengungkapkan, kronologis penutupan tersebut berawal saat terjadi tawuran di sebuah desa di Kabupaten Cirebon, ada korban terkena panah dan harus segera ditangani.
“Ternyata korban yang terkena anak panag itu terkonfirmasi positif Covid-19 yang pada alhirnya tenaga medis yang menangani korban terpapar poistif dan menular ke tenaga medis lainnya,” ungkap Azis.
Ia meminta dan memohon kepada warga Kota Cirebon untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan menjalankan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Saya meminta dan memohon dengan segala kerendahan hati kepada masyarakat Kota Cirebon untuk selalu mematuhi dan disiplin menerpkan protokol kesehatan, itu saja yang kami minta. Di tengah segala keterbatasan, kami tetap berupaya melakukan penanganan jika ada warga yang terpapar positif Covid-19,” pungkasnya. (irgun)