GARUT, fajarsatu – Banjir bandang yang menerjang sejumlah kecamatan di wilayah Garut selatan pada Senin (12/10/2020) lalu mengundang empati kemanusiaan. Tidak kurang dari sejumlah daerah baik perorang maupun organisasi serentak membantu korban bencana.
Bantuan tersebut baik dikirim langsung ke lokasi tetapi juga dapat dititipkan melalui donasi bencana untuk kemudian dikirim ke lokasi bencana. Sejumlah bantuan logistik pun banyak diisalurkan untuk membantu masyarakat terdampak banjir bandang yang terjadi di wilayah Garut Selatan.
Salah satu organisasi para pelaku usaha pariwisata yang tergabung dalam Indonesian Fighter Tourism Assaciation (IFTA) tergerak untuk membantu masyarakat terdampak banjir bandang. IFTA memberangkatkan Tim Penanggulangan Bencana IFTA menuju Kecamatan Cisompet, Garut Selatan.
Menurut Ketua IFTA, Hendra Perdana, tim relawan IFTA dipimpin Asep dengan membawan 11 relawan lainnya pada Sabtu (24/10/2020) kemarin dan hingga saat ini tim relawan IFTA masih tinggal di lokasi bencana. Di lapangan, tambahnya, tim relawan IFTA juga berkolaborasi dengan Tim Pendaki Tanggap Bencana (Pentana).
“Kami langsung menuju ke 4 lokasi di bencana yakni di kampung Datar Salam, Cisaladah, Cimedang, Cinyangsang, Desa Sukanagara, Kecamatan Cisompet dan diterima oleh perangkat desa dengan sangat baik,” kata Hendra melalui sambungan selular, Senin (26/10/2020).
Lanjutnya, untuk sementara tim memberikan bantuan berupa terpal untuk alas tenda barak, sembako, penerangan tenda barak, dapur umum, pembuatan bale didalam tenda barak.
Di lapangan, kata Hendra, kondisi terakhir warga mengungsi sebanyak 35 KK yang direlokasi dari ke empat kampung. Mereka saat ini sudah ada tenda barak di setiap kampung yang digunakan untuk pengungsi.
“Dari subuh sampai sore (Maghrib) mereka kembali ke rumahnya melakukan aktifitas padahal rumahnya itu sangat rawan longsor. Kita semaksimal mungkin melakukan sosialisasi kepada mereka agar mau ditempatkan di lokasi aman (tenda barak),” ungkapnya.
Dikatakan Hendra, kalau malam mereka kembali lagi ke tenda barak. Dan juga apabila terjadi hujan deras mereka berinisiatif untuk ke tenda barak.
“Hanya saja fasilitas di tenda barak kurang memadai sehingga masih masih banyak dibutuhkan bantuan, terutama sembako, obat-obatan, pakaian dan tambahan tempat hunian sementara,” ujarnya.
Sementara, Ketua Tim Relawan IFTA, Asep mengatakan, selain banjir bandang juga terjadi juga masih ada bdi beberapa lokasi berpotensi longsor dan pergeseran tanah.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut sudah menetapkan status siaga bencana di 17 kecamatan dan dinyatakan rawan bencana longsor, pergeseran tanah, banjir serta Megathrust,” jelasnya.
Untuk Posko Bersama dan Pusat Koordinasi Relawan, lanjutnya, berada Kampung Datar Salam, Desa Sukanagara, Kecamatan Cisompet.
Ia merinci, respon bencana terbagi di beberapa lokasi. Di Kampung Datar Salam lokasi posko pengungsi sementara berlokasi di lapangan Datar Salam dengan jumlah pengungsi sebanyak KK 11 KK.
“Di Kampung Cisaladah lokasi posko pengungsi sementara di lapangan depan Masjid Al-Hidayah dengan jumlah pengungsi 29 KK, di Kampung Cinyangsang lokasi posko pengungsi sementara di lapangan Kampung Cinyangsang ditempati 58 KK dan di Kampung Cimedang lokasi posko pengungsi sementara di pelataran SD Cimedang (bukan didalam kelas) dengan 42 KK, ,” terang Asep.
Saat ini, tambah dia, kebutuhan yang mendesak adalah terpal A12 5×4 25pc, tali rafia 1 gulung, tambang 1 gulung, paku triplek, paku 5, paku 7, paku 10, bamboo, MCK di pos pengungsian, alas tidur, popok balita, tenaga medis dan dukungan psikososial.
Sedangkan untuk kebutuhan relawan lapangan berupa sepatu boot (5 pasang), sayur mayur (paket), bensin motor untuk mobilitas (koordinasi ke posko induk dan evakuasi), multivitamin, jas hujan, payung dan perlatan mandi. (irgun)