Oleh: Syamsudin Kadir
(Penulis buku “Melahirkan Generasi Unggul” dan “Menjadi Pendidik Hebat”)
KEBUTUHAN hidup manusia dirasa tak selalu cukup dengan rezeki yang diperoleh. Sehingga tak sedikit yang berikhtiar dengan berhutang kepada orang lain, agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Suatu sisi hutang dapat menanggulangi kebutuhan mendesak, namun pada sisi yang lain ia menjadi sesuatu yang sangat meresahkan dalam kehidupan siapapun.
Mengatasi utang tidak cukup hanya dengan bekerja atau berikhtiar manusiawi. Kita juga harus memanjatkan doa agar diberi kemudahan untuk melunasi semua utang. Kita mesti memohon pertolongan kepada Allah yang mengendalikan dan memiliki segalanya.
Tak ada salahnya mengamalkan doa pelunas utang agar dipermudahkan dalam melunasi semua tunggakan. Doa pelunas utang berguna agar Allah memberikan solusi dan kekuatan kepada semua hamba-Nya dalam menghadapi semua cobaan dan rintangan.
Berikut merupakan sebagian doa agar kita mendapatkan kekuatan dan kemudahan dari Allah sehingga mampu melunasi utang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ
وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazani wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’udzu bika minal jubni wal bukhli wa a’udzu bika min ghalabatid daini waqahrir rijal.”
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia”.
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak.”
“Ya Allah cukupkan lah aku dengan yang halal dan jauhkan lah aku dari yang haram, dan cukupkan lah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu!”
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
“Hasbunallah wani’mal-wakil, ni’mal-mawla, wani’man-nashir.”
“Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami, sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami”.
اَللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَ أَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ
سَهْلاً
“Allahumma la sahla illa maa ja’altahu sahlan, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlan”.
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang engkau mudahkan. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya”.
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَاوَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِوَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ.اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَشَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.”
“Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah hutang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.”
Ini hanya sebagian doa yang Allah dan Rasul-Nya tentukan agar kita lantunkan sehingga kita mampu melunasi utang bila berutang kepada siapapun. Masih banyak doa lain yang juga bisa kita lantunkan, yang semuanya mengarahkan kepada kita agar memohon pertolongan kepada Allah Yang Maha Kaya dan Maha Penyayang. Sebab tak ada lagi Penguasa dan Pengendali segala sesuatu yang Maha kecuali Dia.
Maka pada saat kita berikhtiar melunasi utang dengan cara bekerja dan serupanya, kita juga perlu menyertakan Allah dalam bentuk doa. Ya, dalam segala kondisi yang kita alami, kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah. Termasuk pada kondisi kita berutang dan sangat ingin melunasinya. Sungguh, apabila kita berdoa kepada Allah dengan ikhlas, maka Allah bakal mendengar dan mengabulkannya.
Doa adalah senjata terbesar yang dimiliki umat manusia. Doa adalah kekuatan yang mampu menghasilkan keajaiban. Kekuatan yang mampu merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kekuatan yang mampu memeluk jiwa-jiwa lemah agar lebih kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan. Kekuatan yang mampu menghangatkan hati-hati yang keras sehingga sedikit mencair bahkan tak lagi dingin. Termasuk yang berutang menjadi mampu melunasi utangnya.
Allah berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka sesungguhkan Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia (benar-benar) berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al-Baqarah: 186). (*)