Oleh: Dimas Mahendra Sakti
SEMANGAT yuk..!! Sejak masuknya virus corona di Indonesia media Maret tahun lalu, seluruh lapisan masyarakat pun termasuk pelaku bisnis merasakan kepanikan.Kita seakan tak percaya dan entah harus berbuat apa terhadap pandemi Covid 19 yang sangat masif di semua negara.
Pandemi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu wabah yang menjangkiti secara serempak serta cangkupannya yang luas baik itu di negara maupun wilayah di berbagai dunia sekalipun.
Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) menyatakan, ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia malampaui batas itu yang dinamakan pandemi.
Semangat Yuk.!! Kalimat ini tentunya mesti tertanam dalam hati untuk tetap eksis di tengah pandemi dan tetap mematuhi protokol kesehatan ya. Lalu bagaimana dengan bisnis keluarga,teman dan sahabat? Eitsss tunggu sebentar, Bisnis? Ya,mungkin dari beberapa sahabat merasakan imbas dari pandemi. Yang terpenting dari semuanya mencari jalan keluarnya.
Saya mempercayai konsep bisnis yang baik itu tercipta karena adanya inovasi dalam produk dan cara memasarkan serta pelayanan yang prima.
Bisnis sudah tentu beragam jenisnya yang mencakup barang dan jasa. Apakah benar dalam bisnis memerlukan suatu strategi tertentu dalam menghadapi kondisi tertentu pula?. Menurut saya jawabannya benar sekali, faktor ini akan sangat terlihat dalam kinerja maupun kualitas dalam produk dan layanan tersebut.
Seperti dalam bisnis jasa,yang kita ketahui bisnis ini identik dengan pelayanan, Kenyamanan dalam pelayanan, atau jasa itu sebagai alat yang tidak bisa di beli dalam keadaan barang tetapi bisa kita rasakan hanya dengan kenyamanan dan rasa dari indra manusia kita.
Tapi satu bisnis jasa itu sendiri bukan hanya mengedepankan kepedulian penjual terhadap pelayanan kepada customer, justru bagaimana cara pembeli itu merasa happy, menciptakan inovasi dalam produk hingga konsumen menjadi suka dan ingin membeli jasa yang ditawarkan dari seorang pelaku bisnis.
Gengs..berikut penjelasannya!, Pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen berupa jasa yang tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba namun dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen.
Jasa memiliki karakteristik yang luas yang menimbulkan implementasi yang penting dalam pemasaran jasa. Kotler dan Armstrong menjelaskan bahwa jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program.
Pertama Intangibility yaitu Jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium, atau menggunakan indra lainnya sebelum jasa itu dibeli. Seperti contoh : Pesawat dalam jasa angkutan umum.
Yang kedua adalah Inseparability yaitu Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedia pelayanannya, seperti contohnya Perawatan tubuh di salon, selalu di produksi langsung saat pelnaggan datang.
Yang ketiga Variability yaitu Jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan, seperti contohnya ketika seorang karyawan hotel ramah sedangkan yang satu lagi tidak.
Yang terkahir Perishability yaitu Jasa tidak dapat disimpan untuk dipakai ke depannya, seperti contohnya perusahaan transportasi umum harus memiliki lebih banya kendaran karena permintaan pada jam sibuk, bahkan jika permintaannya cukup merata sepanjang hari
Dengan karakteristik serta devinisi diatas bisa diambil dua strategi yang menurut saya sangat penting yang pertama experiential marketing yaitu strategi pemasaran yang memberikan pengalaman khas brand Anda kepada konsumen.
Yang kedua Emotional Brand yaitu membangun brand yang kuat dimata audiens dengan menciptakan branding yang mengacu pada pengalaman dan keinginan emosional konsumen secara mendalam.
Gampangnya begini pemasaran jasa yang baik haruslah mempunyai kesan yang baik pula dan bisa menjadi hubungan timbal balik yang merasakannya disini yang di maksud yaitu konsumen, dengan memiliki pengalaman terhadap bidang marketing yang dapat membangkitkan sisi emosional yang unik, positif dan mengesankan kepada konsumen.
Hakekatnya strategi pemasaran itu sendiri adalah konsumen bisa memahami produk yang ditawarkan sehingga konsumen dapat memilih apakah produk jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan saat ini atau tidak.
Dengan strategi pemasaran jasa, pemilik jasapun juga mengetahui target konsumen yang akan dituju, alat yang akan digunakan, dan menyesuaikan anggaran yang akan digunakan. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.