MUARA ENIM, fajarsatu – Masyarakat dari Desa Keban Agung mengeluhkan adanya limbah tanah disposal (pembuangan) yang diduga dari PT Bara Anugerah Sejahtera (BAS). Limbah tanah tersebut mengalir ke Sungai Enim di Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim
Diduga pencemaran tanah Disposal yang membentuk sedimentasi tersebut berasal dari PT. BAS melalui aliran air Sungai Oal yang mengalir ke sungai Enim sehingga telah meresahkan warga.
Wakil LPMD Keban Agung, M. Hasna Diansyah mengatakan, keberadaan limbah ini sudah sangat meresahkan, kualitas air yang semula layak konsumsi menjadi tercemar.
“Parahnya lagi, sudah banyak warga yang merasakan gatal-gatal jika mandi di sungai enim, kami sudah mengajukan pembuatan sumur air bersih di wilayah dusun 1 dan 2 namun, proposal yang kami ajukan belum ada realisasinya sampai hari ini,” ujarnya.
Dikatakan Hasna, pihaknya berharap permasalahan sedimentasi di tengah sungai Enim ini, bisa segera mendapatkan solusi.
Kepala Desa Keban Agung, Fajrol Bahri membenarkan adanya laporan warga terkait limbah disposal dan keluhan lainnya yang disinyalir dari PT BAS.
“Warga ada yang melaporkan terkait pencemaran air, kesulitan mendapatkan air bersih, untuk para warga di dusun 1 dan 2 yang merupakan warga paling terdampak,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Teknik Tambang PT BAS, Aris Study Palimbunga mengatakan, pihaknya telah mengkonfirmasi adanya laporan warga tentang limbah tanah disposal yang mencemari sungai serta pembentukan sedimentasi tanah yang membentuk pulau di tengah aliran Sungai Enim.Kamis (14/1/2021).
Dikatakan Aris, pihaknya telah melakukan investigasi terkait kabar yang beredar di masyarakat. Dalam penemuannya, pihaknya membenarkan sedimentasi yang ada di Sungai Enim ini terjadi karena PT BAS sedang melakukan penataan ulang kembali disposal.
Bersamaan dengan itu, lanjut Aris, pihaknya sedang melakukan penataan ulang Kawasan Perlindungan Laut (KPL) serta drainase.
“Kita sudah melaksanakan upaya antisipasi hal ini, namun karena curah hujan yang tinggi pekerjaan yang belum rampung menjadi terhambat, sehingga material yang ada di lokasi pekerjaan terbawa hanyut oleh aliran air,” paparnya
Selain itu, menurut Aris, beberapa tuntutan warga mengenai pengadaan sumur air bersih dikarenakan air sungai sudah tidak layak konsumsi, pihaknya telah memusyawarahkan hal tersebut.
“Begitu juga halnya dengan tanah longsor yang ada di seberang sungai enim, karena terjangan sungai Oal, dan pengaruh sidementasi di tengah sungai, kami sudah memusyawarahkannya, tentunya hal ini akan memakan waktu yang tidak sebentar, apalagi pengangkatan sedimen saat ini belum bisa dikerjakan secara mekanis, karena air sungai yang sedang pasang dan deras” ungkapnya.
Aris melanjutkan, dirinya sepakat bahwa keberadaan sebuah perusahaan atau tambang, haruslah memeberikan dampak atau kontribusi yang positif untuk masyarakat.
“Oleh sebab itu, semua keinginan dan harapan masyarakat akan kita tampung, dan realisasinya akan kita rapatkan secara internal, serta melakukan koordinasi dengan masyarakat dan pemerintah terkait Solusi dan pengerjaannya” pungkasnya. (vian)