BANDUNG, fajarsatu – Ketua Indonesian Fighter Tourism Association (IFTA), Hendra Perdana mendukung dan mendorong Boki Maruru yang terletak di Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara menjadi Kawasn Geopark.
Menurut Hendra, Kabupaten Halmahera Tengah menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Selain pantai berpasir putih dan panorama bawah lautnya yang eksotis, di Halmahera Tengah menyimpan banyak destinasi menarik bagi wisatawan, salah satunya adalah Goa Boki Maruru.
Goa Boki Maruru ini, kata Hendra, saat ini tengah diusulkan menjadi Kawasan Bentangan Alam Karst dan Geoheritage oleh Pemda Halmahera Tengah.
“IFTA secara konsisten terus melakukan berbagai upaya untuk memajukan pariwisata Indonesia. Ada banyak ragam dan jenis yang tertuang dalam program-programnya, mulai dari penguatan SDM bidang kepariwisataan, identifikasi potensi-potensi wisata, sampai pengembangan model dan strategi kepariwisataan,” kata Minggu (14/3/2021) melalui sambungan telepon selular.
Lanjutnya, IFTA juga sangat memperhatkan potensi wisata petualangan, goa-goa yang sangat indah tetapi belum tergali menjadi destinasi wisata. “Salah satunya potensi wisata Goa Boki Maruru yang berada di Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara,” ucapnya.
Pihaknya juga berkomitmen untuk memajukan pariwisata di seluruh wilayah Indonesia dan menentang setiap upaya yang bisa menimbulkan kerusakan alam dan kelestarian lingkungan. “Apalagi Goa Boki Maruru ini telah menjadi salah satu destinasi primadona di wilayah Halmahera Tengah,” ujar Hendra.
Belum lama ini, lanjut Hendra, dirinya mendapat kabar dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata (Disbudpar) Kabupaten Halmahera Tengah, Husain Ali yang mengatakan di kawasan tersebut sudah menjadi kawasan industri strategis nasional.
“Di kiri dan kanan Goa Boki Maruru sudah berkembang industri tambang dan sudah menjadi kawasan industri strategis nasional,” kata Hendra mengutip chatting whatsapp (wa) yang disampaikan Kadisbudpar Kabupaten Halmahera Tengah, Husain Ali.
Ia menyayangkan adanya perbedaan kepentingan yang pada akhirnya akan merusak ekosistim lingkungan sekitar Goa Boki Maruru. “Padahal pihak Kadisbudpar Kabupaten Halmahera Tengah sedang berupaya mengusulkan kawasan tersebut mejadi kawasan geopark,” ujarnya.
Selain itu, tambah Hendra, warga desa setempat juga kini resah karena mendapat kabar ada pengembangan kawasan industri bakal masuk kebun mereka dan mengancam kawasan karst termasuk wisata Goa Karst Boki Maruru Sagea.
“Warga juga khawatir kawasan karst rusak yang berbuntut kerusakan lingkungan hidup dan kesulitan bagi mereka,” ungkapnya.
Dikatakan Hendra, bagi warga setempat, selama ini hidupnya bergantung dari kebun dan kawasan karst yang jadi obyek wisata. “Dengan punya kebun pala dan kelapa, tak hanya bisa memenuhi keperluan rumah tangga juga bisa membantu keluarga yang kekurangan,” ucap Hendra.
Seharusnya, kata Hendra, para pengusaha tambang ini bersinergi dengan Pemda Halmahera Tengah, khususnya Disbudpar untuk mendukung penuh pengembangan potensi wisata yang di masa mendatang akan menjadi primadona devisa negara.
“IFTA berharap rencana industri tambang di kawasan Goa Boki Maruru dapat dipertimbangkan lagi, jangan sampai mengambil keuntungan sesaat tapi apada akhirnya merusak lingkungan, sekaligus menghilangkan potesni wisata,” pungkas Hendra. (irgun)