Oleh: Syamsudin Kadir
(Penulis Buku “Pendidikan Ramadan” dan “Salesman Toyota Jadi Walikota”)
MENULIS merupakan aktivitas yang bisa dikatakan pernah dilakukan oleh semua orang, kecuali oleh mereka yang berkebutuhan khusus. Sejak kecil, kita sudah biasa menulis. Pada saat menempuh Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan seterusnya hingga Perguruan Tinggi. Bahkan mereka yang tak menempuh pendidikan pun pernah dan kemungkinan besar bisa menulis.
Pada sepuluh tahun terakhir, hampir setiap orang akrab dengan aktivitas menulis. Diakui bahwa sepuluh tahun terakhir perkembangan dan kemajuan dunia informasi sangat pesat. Jejaring komunikasi pun muncul bagai jamur di musim hujan. Pemanfaatan media sosial dan media online pun sudah berdampak pada berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk kehidupan publik luas.
Konten informasi, berita, iklan dan dinamika publik di berbagai media massa dan media online pun merupakan wujud paling nyata aktivitas menulis. Menulis yang dulunya sekadar menulis, kini menulis punya dampak dan sangat berarti bagi siapapun. Bukan saja dalam dunia pendidikan dan media massa khususnya media cetak seperti koran dan majalah, menulis pun akrab bagi mereka yang terjun di dunia bisnis dan politik. Termasuk bagi mereka yang bergulat di dunia pariwisata.
Berbagai surat kabar, majalah, website atau blog pun muncul begitu rupa. Pemiliknya bukan saja mempublikasi berita yang berkaitan dengan kehidupan publik luas, tapi juga mempublikasi berbagai karya tulis pembaca dalam beragam jenisnya. Seperti opini dalam bentuk artikel dan essay, cerita pendek, puisi, sajak, cerita inspiratif dan tulisan dalam bentuk lainnya.
Kini, menulis pun bukan saja identik dengan dengan para penulis ternama, sebab mereka yang sehari-hari di sawah dan kebun pun bisa menulis. Tukang becak, sopir angkot dan pedagang kaki lima pun bisa menulis. Tak sedikit orang yang berasal dan besar di kampung malah bisa menghasilkan karya tulis dalam beragam jenisnya. Bahkan tema atau konten yang diangkat juga cukup bergizi dan bermanfaat bagi banyak pembaca.
Tidak keliru bila ada sebagian orang yang berpendapat bahwa menulis itu adalah aktivitas asyik dan menarik. Ia bisa dilakukan oleh siapapun. Lintas latar belakang dan profesi. Sekadar contoh, setiap hari kita menulis status di media sosial kita. Dari status facebook hingga WhatsApp, bahkan menulis balasan chat atau pesan dari akun media sosial yang dimiliki oleh siapapun di luar sana. Artinya, setiap hari kita melakukan aktivitas menulis.
Hal ini sebetulnya modal sekaligus pengalaman berharga. Bila kita giatkan lagi maka kita bakal bisa menghasilkan karya tulis yang layak publikasi. Kuncinya adalah terus belajar dan terus melatih. Langsung menulis adalah rumusan yang paling jitu bila kita ingin punya karya tulis. Kendala dan hambatan bakal tak berarti apa-apa bila kita terus melatih.
Apapaun bentuknya, seperti artikel, esaay, cerita pendek, puisi, sajak dan sebagaibya. Bila memungkinkan bahkan termasuk menulis naskah agak panjang yang bisa diterbitkan menjadi buku atau novel.
Sumber inspirasi dan motivasi menulis juga begitu banyak. Ide bisa muncul dari mana dan kapan saja. Bila kita bisa menguatkan tekad dan kemauan untuk memiliki karya tulis maka itu bakal menjadi energi yang mendorong kita untuk terus belajar dan mencoba. Keberadaan orang lain di sekitar, terutama mereka yang berpengalaman dan memiliki karya tulis juga bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk menulis hingga punya karya tulis sendiri.
Ada begitu banyak orang baik, hebat dan sukses di sekitar kita atau di luar sana. Mereka memiliki begitu banyak pengalaman dan cerita juga ide-ide baik. Bukan saja yang menunjang kesuksesan mereka dalam berkarir, tapi juga menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita untuk menapaki kehidupan dan karir. Mereka adalah inspirator dan motivator yang layak kita dengar, telisik dan adaptasi pengalaman juga ide-ide mereka.
Saya sendiri memilih untuk belajar kepada mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung. Belajar tentang banyak hal. Saya memilih banyak mendengar dan menelisik kehidupan juga karir mereka. Mungkin mereka tak punya terbiasa menulis, karena padatnya aktivitas dan kesibukan mereka. Mereka juga bisa jadi tak punya kebiasaan untuk mempublikasi cerita dan pengalaman mereka. Bukan karena tak bisa menulis, tapi karena fokus kerja dan meniti karir.
Untuk itu, dalam sekian waktu terakhir saya berikhtiar untuk mengisi ruang ini yaitu menemani mereka untuk menulis buku. Baik atas nama saya atau nama mereka sendiri maupun menulis bersama.
Saya tentu belum begitu berpengalaman perihal ini, namun saya bakal terus belajar. Pengalaman menulis 30-an buku dan ribuan artikel selama ini adalah pengalaman sangat berharga. Ke depan tentu saya mesti meningkatkan kualitas keterampilan dan konten tulisan saya, apapun bentuknya. Termasuk bila menulis tentang atau bersama para tokoh.
Salah satu hal penting yang saya pahami bahwa para tokoh pasti memiliki pengalaman dan cerita yang inspiratif dan luar biasa. Pasti mereka memiliki sisi penting dan bernilai yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Ya mereka adalah sumber inspirasi yang sangat penting untuk dipublikasi. Ide atau gagasan mereka layak dinarasikan dalam bentuk tulisan bahkan buku yang bisa dibaca atau dinikmati pembaca di luar sana. Sehingga menjadi sumber inspirasi dan motivasi yang menyenangkan dan bermanfaat.
Ada beberapa tokoh yang sudah saya ajak untuk memuluskan niat baik ini. Dari pejabat dan politisi hingga pengusaha dan serupanya. Selain itu, tak sedikit aktivis muda lintas latar belakang juga sukses saya ajak untuk menulis bersama. Bahkan ada beberapa akademisi dan guru yang sudah bekerjasama dengan saya untuk menulis buku bersama. Karena itu jugalah hari-hari saya selalu bersama berbagai file naskah.
Menulis dan membaca termasuk mengedit naskah pun menjadi rutinitas yang seru saya lalui. Termasuk pada Ramadan 1442 H kali ini. Sebuah pengalaman dan perjalanan hidup yang sangat berharga bagi saya. Kini dan nanti. Selamanya.
Alhamdulillah saya bersyukur karena Allah memberi saya potensi terutama untuk menekuni dunia kepenulisan. Walau tidak berprofesi sebagai penulis, aktivitas kepenulisan saya benar-benar tekuni dan nikmati. Seperti ada panggilan jiwa, menulis pun seperti aktivitas yang memanjakan saya. Apapun yang terlintas dalam pikiran saya langsung saya tulis. Pokoknya saya pun menulis dalam beragam tema. Saya menulis bebas tanpa intervensi siapapun. Sehingga aktivitas ini mengalir begitu saja, tanpa ada beban dan rasa khawatir. Semoga para tokoh tak bosan membagi cerita dan pengalaman serta ide, sehingga referensi dan inspirasi saya semakin kaya juga luas! (*)
*Kamis 3 Ramadan 1442 H/15 April 2021 M