KESAMBI, fajarsatu – Anggota Komisi I DPRD Kota Cirebon mengunjungi kantor Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon, Selasa (15/6/2021). Kunjungan itu untuk membahas eksisting program tahun 2021.
Sekretaris Komisi I, Tunggal Dewananto mengaku prihatin melihat kondisi bangunan dan ketersediaan armada pemadam kebakaran. Meski ada tambahan satu armada, namun dinilai kurang untuk luas wilayah Kota Cirebon.
“Perlu banyak perhatian, utamanya anggaran untuk mendukung kinerja para pemadam kebakaran. Namun melihat kondisi keuangan daerah juga serba membingungkan selama pandemi Covid-19,” ujarnya.
Imbas kekurangan anggaran, anggota Fraksi PPP itu juga mengatakan, bangunan yang sempat ambruk belum bisa dibangun kembali. Bangunan yang sejatinya untuk bagian administrasi, harus pindah sementara di mes petugas pemadam kebakaran.
Perihal program kerja, Tunggal Dewananto meminta agar mengkaji kebutuhan petugas damkar dengan gaji yang diterima. “Prioritaskan kajian jumlah petugas damkar dengan honor yang diterima,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan, agar ada kajian potensi bencana kebakaran di Kota Cirebon. Karena jumlah gedung tinggi mulai meningkat.
“Potensi bencana kebakaran gedung-gedung di kota Cirebon harus dikaji. Selama ini paling maksimal tingginya 25 meter. Masih bisa dicover, tapi perlu juga lebih dari itu,” kata dia.
Anggota Komisi I, R Endah Arisyanasakanti SH menilai, kondisi armada pemadam kebakaran perlu banyak perhatian agar saat bertugas bisa berjalan maksimal
“Armada pemadam kebakaran harus diperhatikan. Kasian apabila kendaraan terbatas kinerja pun tidak maksimal,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Damkar Kota Cirebon, Drs Adam Nuridin MSi mengakui, perihal gedung dan kendaraan menjadi prioritas. Sudah usul ke Pemkot Cirebon untuk pindah, tapi belum ada yang representatif.
“Awalnya minta pindah ke komplek perkantoran Stadion Madya Cirebon, tidak bisa. Diberikan di gedung Balaikota Cirebon terlalu jauh dengan tim petugas Damkar,” jelasnya.
Adam membeberkan, kondisi armada saat ini yang masih layak hanya tiga unit. Dua unit berkapasitas 3.000 liter dan satu unit lagi berkapasitas 4.000 liter, itupun bertugas suplai air.
“Selebihnya sebanyak tiga unit rusak, karena usia kendaraan sudah 15-20 tahun. Memang ada perbaikan, tapi sebulan rusak lagi. Terutama bagian mesin dan tangki yang tak lama lagi jebol,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, untuk membeli satu unit armada pemadam kebakaran dengan kapasitas 3.000 liter harganya mencapai Rp 1,3 miliar. Harga tersebut sulit untuk dianggarkan di APBD di masa pandemi Covid-19. (*)
Sumber: Humas DPRD Kota Cirebon