Oleh: Eni Suhaeni
(Editor Buku “Indahnya Islam di Indonesia”)
MENULIS merupakan tradisi klasik yang sudah menjadi tradisi manusia lintas peradaban, baik Timur maupun Barat. Secara khusus, dalam peradaban Islam, menulis merupakan tradisi yang sudah digiatkan sejak lama.
Bahkan tumbuh dan berkembangnya peradaban Islam sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh tradisi menulis para ulama, pewaris sekaligus pelanjut peran strategis kenabian. Tak terhitung jumlah kitab yang mereka karyakan. Tema dan fokus pembahasannya sangat beragam. Kelak, karya mereka pun bukan saja dirujuk oleh umat Islam, tapi juga oleh berbagai umat beragama lintas benua.
Pada era ini, terutama pada era dimana teknologi informasi dan komunikasi berkembang begitu pesat, tradisi menulis tetap menjadi tradisi yang menarik dan punya dampak besar. Betul bahwa berbagai aplikasi muncul bagai jamur di musim hujan.
Pada awalnya handphon atau HP hanya berfungsi sebagai media komunikasi jarak jauh, kini malah menjadi sumber bagi banyak hal. Bukan saja menjadi media komunikasi, tapi juga sumber informasi, media pemberitaan, alat publikasi, sarana bisnis, serta media dakwah. Namun, semua itu bakal menemukan konteksnya bila diisi oleh tulisan atau karya tulis.
Ya, di tengah kondisi ramai dan geliat semacam itu, salah satu tradisi yang mesti tetap dijaga oleh kita adalah tradisi menulis. Apalah lagi pada saat penyebaran hoaks, caci maki dan permusuhan tak berdasar kerap muncul di berbagai laman media, maka kehadiran buku sebagai sebuah karya tulis yang berisi konten yang mendidik, mencerahkan dan mencerdaskan perlu menjadi perhatian bahkan menjadi prioritas kedepan.
Buku memang bukan satu-satunya media publikasi ide dan gagasan, namun menulis buku tetap menjadi satu bentuk tradisi dan kreatifitas yang punya makna dan dampak besar bagi publik-pembaca.
Tentang Buku Ini
Buku yang berjudul “Indahnya Islam di Indonesia; Adaptasi, Moderasi dan Kemajuan” ini baru saja terbit, tepatnya pada Juni 2021 lalu, dengan tebal 224 halaman, oleh Penerbit Zahir Publishing, Yogjakarta.
Dibagi menjadi tiga bagian, dengan rincian, Bagian I membahas tentang Konsep Peradaban Maju. Bagian ini terdiri dari beberapa judul pembahasan yaitu Menuju Umat dan Bangsa yang Beradab, Makna dan Nilai Hijrah, Kontekstualisasi Makna Hijrah, Substansi dan Makna Transformatif Haji, Melaksanakan Haji, Melawan Korupsi, Dimensi Pendidikan dan Transformasi Qurban, Ibadah Qurban, Dari Spiritual Hingga Sosial, Ramadan Sebagai Bulan Pendidikan, Ulama dan Cita-cita Peradaban Islam, dan Wanita Dalam Islam.
Lalu, pada Bagian II membahas tentang Tantangan Dan Jalan Keluar. Bagian ini terdiri dari beberapa judul pembahasan yaitu Jihad Suci Melawan Terorisme, Aksi Teror Bukan Aksi Jihad!, Kaum LGBT, Mau ke Mana?, Minuman Keras dan Tradisi Peradaban Sampah, Banjir pun Mendidik Kita, Membangun Moral di Abad Global, Menelisik Keberagamaan Generasi Milenial, Nasehat Untuk Para Pemuda Islam, Menguatkan Taqwa Di Tengah Kehidupan Bangsa, Membangun Kembali Tradisi Ilmu Keislaman, Pendidikan Keluarga Sebagai Kunci Kemajuan Bangsa, Mengokohkan Peran Lembaga Pendidikan Islam, Menanti Peran Transformatif PTKIN, dan Menjadi Khotib dan Dai yang Profesional.
Kemudian pada Bagian III Indahnya Islam Di Indonesia. Bagian ini terdiri dari beberapa judul pembahasan yaitu Toleransi Dalam Islam, Dakwah Kekinian, Dakwah yang Menyejukkan, Konsistensi Perjuangan Dewan Dakwah, Membangun Kemandirian Ekonomi Warga NU, Narasi Cita-cita Persatuan Ummat Islam, Meneguhkan Persatuan Ummat Islam, Belajar Maju Kepada Muhammadiyah, Terima Kasih Muhammadiyah, Narasi Islam Berkemajuan Muhammadiyah, Mari Menggembirakan Keragaman Kita!, dan Tradisi Menulis Ormas Islam Di Indonesia.
Penulis secara jenial menjelaskan, Islam adalah agama yang sempurna (kamiliyah) dan universal (syumuliyah). Ia menjangkai semua aspek kehidupan manusia, dari aspek ibadah spiritual, ibadah sosial, adab dan muamalah.
Dari yang bersifat ritualitas hingga sosialitas. Menjangkau urusan laki-laki hingga perempuan, orang tua, dewasa juga anak-anak. Tak satu pun yang luput dari jangkauan Islam. Urusan lahir (lahiriyah) dan batin (batiniyah), semuanya terjangkau. Sehingga hampir seluruh tulisan pada buku ini pun selalu dirujuk pada ayat-ayat al-Qur-an dan al-hadits. Namun demikian, tetap dibahas secara jenial dari berbagai perspektif sesuai latar tulisannya.
Secara khusus, penulis berupaya menginterpetasi atas beberapa inti ajaran Islam dan konteksnya dalam kehidupan sosial yang lebih beragam dan luas yang secara terperinci bisa dibaca pada masing-masing bagian pada buku ini seperti yang diungkap sebelumnya.
Karena berbentuk artikel populer, maka penulis secara terbuka menghadirkan seluruh tulisan dalam buku ini dalam bentuk tulisan pendek atau opini populer. Walau demikian, pembahasannya tetap fokus pada pokok bahasan sesuai masing-masing judul.
Secara umum berbagai tulisan pada buku ini merupakan ikhtiar sederhana penulis dalam memaknai dan memahami ajaran Islam dari berbagai aspeknya. Termasuk beberapa ide terkait peran dan kontribusi berbagai organisasi keislaman, serta harapan konstruktif bagi mereka agar ke depan semakin berperan dan berkontribusi dalam memajukan umat dan bangsa. Dengan demikian, Islam bukan saja rahmat dalam konsep tapi juga dalam aplikasi.
Islam pun semakin menemukan konteksnya sebagai agama yang menggembirakan bagi semua. Bisa diduga, karena itu pulallah penulis memberi judul buku ini dengan “Indahnya Islam Di Indonesia; Adaptasi, Moderasi dan Kemajuan”.
Tentang Dua Penulis
Buku ini merupakan bungai rampai atau antologi dari artikel atau tulisan lepas dua tokoh berbeda generasi atau zaman, pertama, Bapak TGH. Muharrar Mahfudz. Beliau adalah Tokoh-Ulama yang lahir di Kediri, Lombok Barat-NTB pada tahun 1953 dari pasangan Bapak H. Mahfuz dan Ibu Hj. Malihah. Beliau menempuh pendidikan formal di Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1966, PGAP tahun 1969, SP IAIN tahun 1971, dan S1 PAI tahun 2012. Selain itu, beliau juga mengikuti kegiatan pendidikan informal dan non formal berupa Halaqah atau Sorogan pada beberapa Tuan Guru di Lombok-NTB, dan masih banyak lagi.
Tokoh-Ulama yang dikenal sebagai Singa Podium ini hingga kini masih aktif sebagai Pimpinan sekaligus Pengasuh di Pondok Pesantren Nurul Hakim, di Kediri, Lombok Barat-NTB, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Propinsi NTB, Ketua MUI Kabupaten Lombok Barat, dan Pengurus MUI Propinsi NTB.
Selain itu, beliau juga kerap menjadi Khotib Jumaat di berbagai Masjid Raya atau Masjid Jami dan Masjid-masjid lainnya di beberapa Kabupaten atau Kota di Pulau Sumbawa dan Lombok-NTB, menjadi narasumber berbagai kajian dan pengajian keagamaan, menyampaikan ceramah keagamaan dan kegiatan serupa yang kerap diselenggarakan oleh masyarakat lintas latar latar belakang di NTB.
Kedua, Syamsudin Kadir. Beliau merupakan sosok muda kelahiran Cereng, 8 Agustus 1983. Cereng merupakan sebuah kampung yang hingga kini belum tersentuh listrik PLN, air PDAM dan jalan raya beraspal. Kampung yang benar-benar terislolasi ini terletak di Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat-NTT.
Bang Kadir, demikian beliau akrab disapa oleh kolega dan aktivis lintas latar belakang, merupakan anak dari pasangan suami-istri yaitu Bapak Abdul Tahami (almarhum) dan Ibu Siti Jemami (almarhumah). Ia merupakan anak ke-4 dari 9 bersaudara yaitu Ahmad Kahir, Siti Marwia, Siti Mardia, Syamsudin Kadir, Siti Murti, Siti Nurfi Isya, Siti Nurfa Jamila, Rafik Jumalik dan Siti Harmiyati.
Bang Kadir pernah menempuh pendidikan Sekolah Dasar Katolik (SDK) di Cereng, Manggarai Barat-NTT (1990-1996), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Nurul Hakim (1996-2002) di Kediri, Lombok Barat-NTB, Mahad al-Imarat-Bandung (2007), UIN Sunan Gunung Djati Bandung (2003-2008) dan IAI Bunga Bangsa Cirebon (2014-2019). Adapun pendidikan non formal dan informalnya, ia telah mengikutinya di berbagai organisasi dan lembaga, baik nasional maupun internasional.
Walau pun tidak berprofesi sebagai penulis, namun 40-an lebih buku tokoh muda ini sudah terbit. Sekadar menyebut sebagiannya seperti Menulis, Tradisi Intelektual Muslim (2010), Indahnya Persahabatan (2012), The Power of Motivation (2013), dan Optimisme Membangun Bangsa (2015), Membangun Pendidikan dan Bangsa yang Beradab (2016), Atas Nama Cinta (2017), Pendidikan Mencerahkan dan Mencerdaskan Bangsa (2018), Merawat Mimpi, Meraih Sukses (2018), Selamat Datang Di Manggarai Barat (2019), Melahirkan Generasi Unggul (2020), Membaca Politik Dari Titik Nol (2020), Pendidikan Untuk Bangsa (2020), Menjadi Pendidik Hebat (2020), Politik Cinta (2020), Plan Your Success (2020), Pendidikan Ramadan (2021), Salesman Toyota Jadi Walikota (2021), Kalo Cinta, Nikah Aja! (2021), Lubang Politik (2021), Beginilah Cara Menulis Buku Orang Go Blog (2021) dan Indahnya Islam di Indonesia (2021).
Di samping itu, untuk tulisan lepasnya dapat dibaca sekaligus diakses secara gratis setiap hari oleh siapapun di blog kesayangannya yaitu:
http://akarsejarah.wordpress.com/
http://kumpulanidependidikan.blogspot.co.id/
http://mitrapemuda.wordpress.com/ http://golomolas.blogspot.com/
Termasuk tulisan berupa artikel dan essay yang dapat dinikmati pembaca di Kolom Wacana atau Opini berbagai surat kabar lokal (Radar Cirebon, Rakyat Cirebon, Kabar Cirebon, Fajar Cirebon) dan Media Nasional serta Media Online seperti di https://fajarsatu.com/, https://florescreative.co.id/, https://puijabar.org/, dan sebagainya, di samping berbagai akun Media Sosial dalam beragam tema.
Suami dari Uum Heroyati (almarhumah) (menikah 4 Oktober 2010, meninggal 25 Oktober 2018) dan Eni Suhaeni (menikah 25 April 2019) ini dikarunia 4 orang anak yaitu Azka Syakira, Bukhari Muhtadin, Tsamarah Walidah (almarhumah) (meninggal 26 Oktober 2018) dan Aisyah Humaira.
Menekuni berbagai aktivitas Pendidikan, Bisnis dan Literasi sejak 2002 hingga 2010 di Bandung-Jawa Barat, sejak 2008 hingga 2010 di Jakarta dan sejak 2010 hingga saat ini (2021) di Cirebon-Jawa Barat.
Untuk diskusi dan silaturahim, Bang Kadir yang merupakan Pendiri Komunitas Cereng Menulis (KCM), Sekretaris Forum Penulis Radar Cirebon, Narasumber acara Talkshow Selamat Pagi Cirebon di Radar Cirebon Televisi (SPC RCTV)-Jawa Barat, dan Narasumber berbagai kegiatan pelatihan, seminar dan bedah buku di organisasi Pelajar dan Mahasiswa lintas Kota di seluruh Indonesia ini dapat dihubungi melalui: Akun facebook Syamsudin Kadir dan Nomor WhatsApp 085797644300.
Komentar Tokoh
“Islam hadir sebagai millah (agama) dan menjadi pedoman hidup bagi penganutnya telah kita buktikan perannya. Selama ini Islam mengatur tata cara seorang beraktivitas dari urusan terkecil seperti bagaimana membuang air kecil sampai urusan bersar seperti bagaimana mengurus negara. Islam hadir kafatan lil an-nas dan rahmatan lilalamiin.
Islam hadir untuk semua manusia dan membawa rahmat serta kedamaian bagi alam semesta. Buku ini adalah percikan dari indahnya Islam sebagai rahmatan lilalamiin di negara kita tercinta Indonesia. Buku ini juga bisa dikatakan sebagai bagaian dari praktik moderasi Islam di Indonesia. Islam wasathiyah yang sesuai dengan kondisi negara kita yang ber-bhineka tunggal ika. Selamat membaca, insyaa Allah mencerahkan!” (Dr. Mashud, M.Si.Ketua STAI Luqman Al-Hakim, Surabaya-Jawa Timur dan Pekerja Sosial, Praktisi Dakwah Kultural dan Perjodohan)
“Buku bertajuk Indahnya Islam Di Indonesia karena dua tokoh beda suku Mataram-NTB dan Manggarai Barat-NTT ini, menggambarkan indah, penuh warna. Tampil dalam bentuk bunga rampai, di dalamnya banyak dibahas, walau pun sekilas. Memang terkesan terputus-putus dan tidak panjang; namun tipe ini justru cocok bagi mereka yang sibuk dan kurang banyak waktu. Cocok juga bagi mereka yang mudah lelah membaca namun ingin serba tahu. Alhasil buku ini hadir dikemas dengan menyesuaikan dengan kondisi pembaca yang hidup di era pesan singkat SMS seperti sekarang ini. Hadir mengurai keindahan Islam yang ada di tengah kita.” (Dr. H. Aep Kusnawan, M.Ag.Penulis dan Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Ketua Presidium Perkumpulan Ahli Bimbingan Konseling Islam-PABKI)
“Selaku warga negara Indonesia yang bermukim di kota suci Mekah al-Mukarramah, saya berjumpa dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia. Hal yang menarik, seringkali mereka mengakatan dengan penuh ketulusan, Antum ashanun naas, (kalian, orang Indonesia adalah manusia terbaik). Kesantunan, toleransi dan perilaku positif lainnya yang tercermin dari bangsa kita, tentu tidak terlepas dari shibgah (celupan) Islam yang indah, yang telah mewarnai kebinekaan dan perjalanan sejarah kita sebagai bangsa. Buku ini berupaya menghadirkan indahnya Islam di Indonesia. Menjadi lebih menarik karena diracik dari perpaduan pemikiran dan pergulatan dakwah tokoh sepuh dan generasi muda. Sebuah pepatah mengatakan, Hamastu syabab fii hikmati syuyukh, gelora anak muda menjadi kuat saat bersinergi dengan hikmah orang tua.” (Dr. Ahmad Musyaddad Lc. M.E.I.Penerjemah Resmi Khutbah Masjidil Haram Mekah al-Mukarramah)
“Kedatangan Islam ke wilayan nusantara berbeda dengan banyak negara lain. Islam datang ke Indonesia dibawa para ulama langsung dari Timur Tengah, dengan damai tanpa peperangan. Islam berhasil mewarnai tanah air hampir 100 persen. Kedatangan Protugis dan Belanda dengan misi gold, gospel, dan glory tak mampu merubah keyakinan bangsa Indonesia terhadap Islam. Selain itu, kaum muslim Indonesia juga dikenal dengan sikap keterbukaannya dan budayanya yang beragam. Sehingga Islam di Indonesia tampil dengan indah dan menjadi salah satu teladan di dunia. Buku ini menampilkan banyak konsep Islam yang menarik sekaligus memaparkan tentang keindahan Islam di Indonesia. Sayang bila Anda melewatkannya.” (Ustadz Nuim Hidayat, MAKetua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Kota Depok)
“Buku di tangan Anda ini menunjukkan indahnya Islam itu eternal dalam waktu, mondial dalam tempat, dan berlaku anyone pada siapapun. Buku ini memberi justifikasi bila Islam memang menghadirkan semua peluang berasa kehidupan sekaligus solutif. Wahai Asma! Sampaikan jawaban kami kepada seluruh wanita di belakangmu, yaitu apabila kalian bertanggungjawab dalam berumah tangga dan taat kepada suami kalian dapatkan semua pahala kaum pria itu. Benar-benar mencairkan kebekuan berpikir, menunjukkan arah paradigmatik dan memberi kesan serta makna hebat untuk simakan orang hebat dalam mencari alternatif.” (Drs. Somantri, M.Pd.IDosen AKPER Muhammadiyah Cirebon dan Universitas Muhammadiyah Cirebon)
“Islam itu indah. Di mana pun ia hadir, tumbuh dan menjadi petunjuk jalan umat manusia. Buku ini sebagian dari tutur keindahan anugerah Islam dari-Nya di Indonesia. Selamat membaca!” (Iwan Wahyudi, S.E.Kepala Badan Pembinaan Karakter dan Hubungan Orangtua Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa, Penulis buku Best Seller Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa)
“Buku ini bukan saja menjelaskan bagaimana menjalankan Islam secara teori konseptual tetapi juga memotivasi kepada para pemuda Islam, orangtua, pejabat bahkan stakeholder terutama bidang pendidikan untuk menjadikan Islam sebagai aksi-praktis yang bisa dielaborasi sesuai dengan kebutuhan dan kehidupan nyata kemanusiaan. Sehingga buku ini layak dimiliki oleh siapapun terutama generasi yang mencintai Islam dan bertekad menjadi pelaku praktis Islam yang rahmat bagi seluruh semesta alam.” (Aminurasid, S.Pd.Anggota Forum Dai dan Ustaz Muda Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara Periode 2020-2023)
Penutup
Sebagai manusia biasa, penulis tentu menyadari kekurangan dan keterbatasan pembahasan dalam buku yang dikaryakannya, termasuk dalam hal rujukan atau referensi yang menurut penulis masih kurang dan terbatas. Untuk itu, seperti yang disampaikan pada pengantarnya, penulis tak ragu untuk menanti sekaligus mendengar kritik, saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca sehingga buku ini untuk edisi selanjutkan disempurnakan lagi serta buku-buku berikutnya lebih berkualitas dan bermanfaat bagi banyak pembaca.
Buku ini tentu bukan satu-satunya buku yang membahas seputar konsep-konsep Islam dan aplikasinya pada kehidupan ril, namun buku ini telah hadir lebih berbeda di tengah-tengah dinamika keumatan dan kebangsaan yang semakin kompleks. Dengan semangat saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, melalui buku ini penulis mengajak umat Islam untuk terus memaksimalkan perannya dalam melanjutkan peran profetik (kenabian) dalam konteks kehidupan keumatan dan kebangsaan terutama di Indonesia.
Dengan demikian, agama Islam yang universal dan sempurna bisa menjadi barometer dan basis nilai dalam kehidupan sosial umat dan bagi siapapun yang hendak mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Islam. Bila umat Islam sudah menjadikan Islam sebagai pijakan juga rujukan dalam moral, ucapan, tindakan dan perilaku sehari-hari, maka pada gilirannya Islam akan menjadi parade indah yang menyamankan dan mendamaikan bagi seluruh warga negara bahkan bagi seluruh umat manusia penghuni bumi ini. Sungguh, betapa indahnya Islam, indahnya Islam di Indonesia! (*)