Oleh: Salma Rufaidah, S.Sos
(Pegiat Literasi)
NEGARA manakah yang miskin tapi memiliki kekayaan alam luar biasa? Afganistan salah satunya. Pasca hengkangnya Amerika dari wilayah tersebut memberi daya tarik negara-negara lain. Bagaimana tidak, AS saja memperkirakan bahwa Afganistan memiliki cadangan litium bisa mengalahkan Bolivia yang memiliki cadangan terbesar di dunia.
Logam seperti besi, tembaga, dan emas, serta logam langka seperti lithium merupakan elemen kunci dalam baterai isi ulang. Lithium dan kobalt juga semakin diminati karena dunia mencoba beralih ke mobil listrik dan teknologi energi bersih lainnya untuk mengurangi emisi karbon.
Para pengamat mengatakan, meski situasi Afghanistan saat ini dikepung oleh kekacauan, tidak menyurutkan minat dari negara-negara seperti China, Pakistan, dan India, mencoba untuk terlibat dalam penambangan mineral ini.(radar agustus, 21/8/2021) bahkan Rusia tak ketinggalan membidik daerah subur ini.
Berbagai hubungan diplomatik diperebutkan negara-negara barat yang eksploitatif termasuk Amerika. Padahal sebelumnya, selama invasi Amerika ke Afganistan sejak 2001 untuk menguasai daerah tersebut belum pernah terjadi negoisasi.
Begitu pun dengan Cina untuk keamanan dan kelancaran program BRI (Belt and Road Intiative) melakukan negoisasi dengan Taliban. Memang kondisi geografis Afganistan ini memiliki magnet tersendiri.
Bahkan negeri ini tidak pernah kosong dari persaingan kekuatan untuk menguasainya. Beginilah kondisi negeri muslim khususnya Afganistan ketika tidak memiliki kekuatan yang menyatukannya, akan terus menjadi santapan dan rebutan dari negara Barat.
Sumber daya alam (SDA) merupakan seluruh potensi yang terdapat di bumi ini baik air , darat dan udara. Seluruhnya bisa dimanfaatkan, diolah untuk menunjang dan sumber penghidupan kehidupan manusia ini.
Al Quran menyebutkan bahwa bumi ini sebagai tempat tinggalnya manusia, langit sebagai atapnya dan Allah menurunkan air hujan dan buah-buahan sebagai rezeki. Sumber daya alam memiliki fungsi luar biasa ini tidak mengalami perubahan. Kekayaan alam yang melimpah dan terus mengalir di sebuah negara .
Kondisi negeri-negeri Islam yang memiliki kekayaan sumber daya alam ini tidak dimanfaatkan sendiri. Tapi mereka mengalami penjajahan secara langsung. Selain afganistan, Irak juga Libiya, Sudan dan sebagainya. Caranya hampir sampai dengan menciptakan konflik baik di dalam maupun luar, kemudian negara penjajah masuk mengeksploitasi dengan rakus dan tamak.
Sedangkan negeri-negeri Islam yang lain seperti Indonesia, Turki dipaksa di tanamkan pengaruh liberalisasi ekonomi melalui penguasanya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya pemimpin Islam yaitu Khalifah, sehingga kekayaan SDA tidak merasakan manfaatnya . Bahkan yang sangat menyedihkan negara kaya tapi mengalami kemiskinan bahkan berhutang pada penjajah.
Bagaimana sesungguhnya SDA di Masa Khilafah?
Sebagai suatu sistem pemerintahan, Khilafah akan menjalankan politik dalam negeri untuk menerapkan hukum-hukum Islam. Politik luar negeri dijalankan dengan dakwah dan jihad agar Islam dapat tersebar ke seluruh dunia. Jihad dilakukan pada negara yang belum mengenal Islam.
Melakukan futuhat agar Islam dikenal, difahami dan diterapkan. Futuhat atau pembebasan suatu negeri tentu berbeda dengan penjajahan ala Barat. Oleh karena itu untuk menjalankan tujuan ini Khilafah harus memiliki kekuatan militer untuk menghalangi upaya negara -negara penjajah yang akan mencaplok wilayah Islam dan menguasai sumber daya alam yang ada di dalamnya.
Penguasaan sumber daya alam ini memiliki potensi besar yang melimpah bagi negara baik untuk pos pertahanan dan keamanan juga perekonomian. Apalagi sumber daya alam yang ada di negara- negara Islam begitu banyak dan banyak yang belum tergali.
Keberadaan sumber daya alam ini merupakan hal yang sangat vital bagi kehidupan umat manusia. Penguasaan saat ini yang dilakukan negara-negara imperalis harus dikembalikan kedaulatannya pada negara-negara Islam. Upaya tersebut hanyalah bisa dilakukan bila kaum muslim dunia bersatu dan berada dalam kepemimpinan seorang khalifah. (*)
Catatan: isi di luar tanggung jawab redaksi