KEJAKSAN, fajarsatu – Dalam situasi yang masih pandemi Covid-19, pemerintah dan TNI-Polri terus berupaya agar perekonomian masyarakat bisa segera pulih kembali. TNI-Polri bersama pemerintah dalam hal ini berupaya memberikan bantuan berupa sembako kepada masyarakat Kurang mampu.
Seperti yang dilakukan Bhabinkamtibmas Kelurahan Kejaksan Polsek Utara Barat (Utbar) Polres Cirebon Kota (Ciko), Aipda Junedi melaksanakan pendistribusian bantuan sosial (bansos) kepada pedagang di area PGC Kota Cirebon yang merupakan warga yang terdampak Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut , Aipda Junedi sekaligus menghimbau kepada masyrakat Untuk Patuhi Anjuran pemerintah Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Covid 19 dalam Pemberlakuan pembatasan kegiatan Masyarakat ( PPKM ) level 4 dengan Penerapan protokol kesehatan 5M, Rabu (4/8/2021 ).
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Imron Ermawan melalui Kapolsek Utbar, Kompol H. Suwitno mengatakan, kepedulian tersebut guna membantu warga masyarakat yang terdampak Covid-19 sangat diperlukan pada saat ini.
“Dikarenakan sudah sepatutnya mereka yang terdampak mendapatkan perhatian agar dapat melewati masa Pandemi Covid-19 ini. Diharapkan kegiatan bakti sosial yang dilakukan para Bhabinkamtibmas bersinergi bersama dengan Babinsa di masing-masing wilayah binaannya dapat menginspirasi lapisan warga masyarakat yang lain,” kata Suwitno.
Lanjutnya, kegiatan bakti sosial pendistribusian beras di wilayah hukum Polres Cirebon Kota merupakan agenda Kapolri melalui Polres Cirebon Kota dalam rangka kepedulian Polri bagi warga yang tidak mampu terdampak Covid-19.
Ditambahkan Kasi Humas Polres Cirebon Kota, Iptu Ngatidja, pendistribusian bantuan paket sembako kepada warga terdampak virus Corona (Covid-19) dilakukan dari rumah ke rumah (door to door).
Hal tersebut, kata Ngatidja, untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan massa yang berpotensi menyebarnya virus Corona.
“Kami berharap masyarakat tetap ikuti anjuran pemerintah dengan untuk menerapkan 5M, yakni memakai masker, menjaga jarak, menggunakan masker, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas,” pungkas Ngatidja. (irgun)