KARAWANG, fajarsatu – Miris! Ini terjadi di kabupaten berjuluk Lumbung Padi dan Kota Industri. Satu ruang kelas di sebuah Sekolah Dasar (SD), ambruk. Dan itu, terjadi di masa simulasi pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM).
Adalah SDN Bayur Kidul 1, di Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sekolah yang salah satu bangunan ruang kelasnya ambruk.
Informasi yang diterima, yang ambruk adalah bangunan ruang kelas 2. Dan terpaksa, di masa simulasi PTM ini, para murid kelas 2 tak bisa melakukan pembelajaran di sekolah.
Kepala SDN Bayur Kidul 1, Akhmad Holili, mengatakan, bangunan ruang kelas di sekolahnya itu ambruk pada Sabtu 9 Oktober 2021 pukul 18.30 WIB.
“Saat itu ada warga yang melapor pada saya,” ujarnya, kepada media ini, Selasa (12/10/2021).
Dampak dari ambruknya ruang kelas tersebut, lanjut dia, ruang kelas di sebelahnya mengalami retak-retak.
Bangunan ruang kelas yang ambruk, kata Akhmad, diakibatkan dari adanya salah satu pondasi yang sudah lapuk karena dimakan usia.
“Kami sudah mengajukan proposal sejak 6 bulan lalu melalui Korwilcambidik Kecamatan Cilamaya Kulon, akan tetapi belum juga diperbaiki dengan alasan tidak ada anggaran karena masih pandemi Covid-19,” ucapnya.
Akhmad menjelaskan, bangunan ruang kelas 2 yang ambruk tersebut dibangun pada tahun 2010, sedangkan bangunan ruang kelas 3 di sebelahnya dibangun pada tahun 2006.
Terpisah, Kabid Pendidikan SD Disdikpora Hj. Yani Heryani mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan SDN Bayur Kidul 1.
“Kami sudah ke Bappeda untuk mencari CSR andai ada anggaran yang bisa dikucurkan dalam waktu dekat ini, mengingat ini sangat emergency,” ujarnya.
Akhirnya, sambung dia, Bappeda meminta untuk mengecek lokasi demi bisa memperkirakan berapa ruangan yang memang harus dibenahi, karena memang tidak bisa hanya memperbaiki ruangan yang ambruk-nya saja.
“Jadi kita lihat CSR mana yang anggarannya untuk tahun ini. Kalau tahun depan jelas kita anggarkan untuk sekolah ini, baik itu ke APBD duluan atau ke PUPR,” ucapnya.
Dijelaskan dia, dari tahun 2021 jumlah ruang kelas SD yang rusak di Kabupaten Karawang, ada 1200. Mulai dari rusak ringan hingga berat. “Atau selama 2 tahun tidak digunakan akhirnya rusak berat,” ujarnya.
Beberapa dari ruang kelas yang dirusak di tahun 2021 ini, jelas Hj. Yani, sudah dilaksanakan pembangunan oleh PUPR di tahun 2021 ini juga. “Dan sisanya ada hampir 900 ruang kelas,” katanya.
Sementara, pemetaan di tahun 2022, lanjut Hj. Yani, tidak mungkin bisa dilaksanakan perbaikan semua, jadi dipetakan untuk dibagi menjadi 3 tahun.
“Saya sudah punya data nih, dari teman-teman korwil sebagai skala prioritas untuk bisa kita laporkan. Segera itu akan dilaksanakan. Mungkin prioritas Karawang itu rehab dan beasiswa,” katanya. (habas)