Minggu, 17 Agustus 2025
  • Login
fajarsatu.com
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
fajarsatu.com
No Result
View All Result

Ongkos Politik dalam Sistem Demokrasi Bak Mesin Industri

Admin
04/10/2021 10:03
in Opini
0
Ongkos Politik dalam Sistem Demokrasi Bak Mesin Industri

Ilustrasi: ist/net

Share on FacebookShare on Twitter

Work online and earn real money

Oleh: Ummu Munib
(Pemerhati Masalah Sosial)

SUHU politik mulai terasa menghangat saat ini. Perbincangan tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mulai mengemuka. Berbagai lembaga survey mulai memunculkan nama-nama bakal calon kandidat orang nomor satu di negeri ini.

Di sela itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengusulkan anggaran sebesar Rp 26,2 triliun untuk pilkada dan Rp 86 triliun untuk pemilu tahun 2024. Sungguh jumlah yang sangat fantastis dan merupakan jebakan dari sistem demokrasi liberal, ujar Wakil Ketua DPD Sultan Najamudin (mantan Wakil Gubernur Bengkulu).

Ia pun  menyebut pemilu langsung  dalam demokrasi bak industri. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi prinsip musyawarah mufakat penting untuk meninjau kembali sistem pemilu yang boros dan cenderung menyebabkan kerentanan sosial.

Selain itu masih menurut Sultan,  Pemilu langsung hanya menjadi ajang adu kuat modal politik yang sumbernya berasal dari oligarki dan cukong. Di tengah-tengah masyarakat secara ekonomi akan ada banyak uang yang beredar, namun jika itu harus dibayar dengan rendahnya kualitas pemilu dan potensi konflik horizontal, maka menjadi penyebab bagi kemunduran demokrasi itu sendiri.

Bacajuga

Perwujudan Demokrasi Berkualitas, Pj Wali Kota Imbau Masyarakat Gunakan Hak Pilihnya

Proyek Gorden, Bukti Hilangnya Nurani Pemimpin di Negeri Demokrasi

Tingkatkan Kualitas Kinerja, Ini yang Dilakukan Bawaslu Kabupaten Cirebon Sepanjang 2021

Pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2005. Sebagai implementasi UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Dimana pemilu merupakan legitimasi  kepemimpinan yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

Tak dapat dimungkiri pula biaya pertarungan politik kian hari semakin tinggi. Setiap calon yang maju sebagai kontestan harus memiliki  modal  politik yang besar, biaya transaksi mahar dari calon kepala daerah ke partai politik untuk mendapat dukungan partai sebagai perahu politik, biaya saksi di TPS, dan biaya-biaya lainnya. Adapun biaya yang sangat besar yaitu saat kampanye.

Dalam webinar Pembekalan Pilkada Berintegritas  Provinsi Sumatera Barat, Bali, dan Papua yang disiarkan di YouTube Kanal KPK, Kamis (26/11/2020) Lili Pintauli Siregar Wakil Ketua KPK mengatakan, bahwa biaya untuk menjadi bupati/wali kota dibutuhkan sebesar Rp20-30 miliar, sedangkan calon gubernur itu membutuhkan sebesar Rp20-100 miliar. Data ini berdasarkan kajian Litbang Kemendagri. (detiknews, 26/11/2020).

Sungguh jumlah yang sangat fantastis, betapa besar modal yang harus dimiliki para calon pemimpin. Bukan rahasia lagi bahwa biaya politik diibaratkan mesin industri yang sedang mengumpulkan modal. Jumlah uang yang beredar sepanjang pelaksanaan pemilihan bukanlah jumlah yang sedikit.

Namun sayang buah yang diraih seringkali tidak sebanding dengan  besarnya biaya politik. Hasilnya kerap ditemukan terpilih pemimpin yang kurang berkualitas, bahkan mereka  akhirnya terjerat kasus korupsi. Akibat banyaknya modal uang yang dikeluarkan, akhirnya menjadi pendorong para calon untuk balik modal, salah satunya melakukan korupsi

Betapa mahal ongkos politik untuk menjadi seorang pemimpin. Bahkan selain mahal juga tak mengenal halal haram. Istilah money politik, serangan fajar, suap, pembunuhan karakter bukanlah hal yang yang aneh. Semua ini terjadi merupakan buah dari sistem demokrasi.

Sejak lahir demokrasi tegak di atas asas sekularisme dan kebebasan, sehingga samar mana yang benar dan salah. Segala sesuatu diukur dari manfaat. Begitu juga dengan paradigma kekuasaan, dianggap sebagai alat berburu materi, harga diri, dan jabatan. Wajar jika bagi sebagian kalangan, kekuasaan menjadi sangat menggiurkan. Maka pemilu dalam sistem ini akhirnya tak ubahnya bak meja perjudian. Para pemburu kekuasaan, harus siap membayar berapa pun yang dibutuhkan demi keuntungan besar yang dijanjikan.

Sangat berbeda dengan sistem Islam. Islam bukan hanya sebatas agama melainkan aturan hidup yang sangat sempurna. Kekuasaan dalam Islam bukanlah  sesuatu yang layak  diperebutkan. Justru menjadi sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Syariat Islam merupakan patokan semua perbuatan manusia, sehingga  semua pihak yang terlibat dalam pemilihan pemimpin wajib memiliki pandangan yang sama,  yakni fokus memilih orang yang tepat sesuai kriteria yang disyariatkan.

Selain itu mekanisme pemilihan pemimpin dalam Islam sangatlah simpel, tak butuh modal yang jor-joran. Keterlibatan  rakyat hanya fokus pada pemilihan khalifah dan majelis umat saja. Metode pengangkatan pemimpin adalah dengan bai’at, yakni janji setia pemimpin untuk melaksanakan syariat yang Allah turunkan, Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW secara kafah. Sedangkan rakyat dituntut ketaatannya dalam kondisi sempit maupun  lapang, senang maupun susah. Kemudian rakyat juga wajib melakukan koreksi jika penguasa melakukan penyimpangan dari syariat.

Sedangkan pemilihan kepala daerah adalah mutlak kewenangan khalifah, pemimpin tertinggi negara khilafah, bukan hak dan kewajiban umat. Mereka dipilih sesuai kebutuhan untuk mengatur urusan rakyatnya. Sehingga otomatis tak butuh biaya mahal untuk pilkada,  tidak perlu biaya mahar maupun kampanye apalagi  biaya besar hingga hitungan trilyun.

Alhasil, Islam telah memberikan teladan metode pemilihan pemimpin yang murah dan mudah. Tidak memerlukan ongkos politik yang tinggi seperti pada sistem demokrasi yang akhirnya berujung korupsi. Masihkan kita ragu bahwa hukum Allah saja yang paling sempurna?  Allah Swt. berfirman:

Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (T-QS Al Maidah ayat 50)

Wallahu a’lam bi ash-shawwab

Catatan: isi di luar tanggung jawab redaksi

Tags: DemokrasiKampanyeMesin IndustriOngkos PolitikPemilu

Related Post

PR Besar KDM-Erwan
Opini

Perubahan APBD, Demi Kesejehtaraan Masyarakat

Admin
15/08/2025 09:05
Refleksi Akhir Tahun 2024: Gubernur Baru = Target Baru
Opini

Jabar Peduli Lingkungan?

Admin
13/08/2025 21:10
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Langkah Konkret Menghadapi Negara Darurat Korupsi

Admin
17/07/2025 13:49
Aksi Turun Tangan: KDM, Barak TNI dan Kita
Opini

Prestasi Nasional Ponpes Nurul Hakim Lombok dan Indonesia Emas 2045

Admin
12/07/2025 12:35
Opini

BKN Permudah PGA ASN: Apakah Mencederai Regulasi Internal Setiap Instansi?

Admin
10/07/2025 14:21
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Optimisme Mamiq Iqbal: Dari NTB Makmur untuk Indonesia Mendunia

Admin
10/07/2025 14:14
Konsekwensi Ekspetasi Penilaian Kinerja ASN
Opini

BKN Permudah PGA ASN: Apakah Mencederai Regulasi Internal Setiap Instansi?

Admin
10/07/2025 08:01
Jangan Hakimi Pondok Pesantren!
Opini

Urgensi Menulis Buku Biografi

Admin
09/07/2025 13:10

Populer

  • Elemen Masyarakat dan Tokoh Pejuang Peringati Pembacaan Teks Proklamasi Pertama Kali di Kota Cirebon

    Elemen Masyarakat dan Tokoh Pejuang Peringati Pembacaan Teks Proklamasi Pertama Kali di Kota Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buka Acara Table Tennis Championship, Menteri Nusron Sampaikan Semangat Kesetaraan Atlet Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KAI Daop 3 Cirebon Konsisten Tingkatkan Keselamatan Perjalanan KA Lewat Cek Lintas Jalan Kaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI, KAI Daop 3 Cirebon Hadirkan Promo Merdeka, Diskon Tiket Kereta 20%

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LikE IT – Mengajak Peserta Ptamuka untuk Mandiri Secara Finansial – Menuju Indonesia Emas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • About
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Content is protected !!
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website