KUNINGAN, fajarsatu – Penat dengan kesibukan keseharian? Cobalah kunjungi objek wisata alam Woodland yang tengah diburu para penggiat wisata maupun traveler. Destinasi wisata ini menawarkan suasana yang asik dan nyaman bagi wisatawan.
Suguhan alamnya tidak hanya indah, tetapi juga membuat kepenatan hilang sejenak sebelum melanjutkan kepenatan di esok hari dengan menikmati suasana alam di kawasan hutan pinus ini.
Menurunnya status PPKM Kabupaten Kuningan dari Level 3 menjadi Level 2 berimbas pada menggeliatnya destinasi wisata di kabupaten yang berjuluk Kota Kuda ini.
Satu per satu destinasti wisata di kota berada di kaki Gunung Ciremai mulai ramai dikunjungi wisatawan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan dan anjuran pemerintah setempat.
Keputusan Pemda Kunigan untuk membuka kembali destinasi wisata disambut baik oleh sejumlah penggiat dan pelaku usaha wisata, tak terkecuali oleh Ferry Wurangian, Pengelola wisata alam Woodland.
Ia menjelaskan, sejak September lalu objek wisata alam Woodland mulai dibuka dan sudah banyak dikunjungi wisatawan domstik maupun luar Kuningan setelah hampir setahun bagai mati suri tertelan hingar bingar penanganan dan pencegahan Covid-19.
“Alhamdulillah akhir saya bisa bernafas lega. Semangat mngelola objek wisata kembali tumbuh seiring kunjungan wisatan yang terus meningkat, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun rombongan dengan menggunakan bus pariwasata,” ungkapnya sumringah, Minggu (31/10/2121).
Sesuai namanya, Woodland menawarkan wisata alam natural. Hal ini terlihat pohon-pohon muda dan yang sudah ratusan tahun, tak satu pun ditebang. Apalagi kawasan ini tidak jauh dari kawasan wisata Linggarjati.
Kawasan wisata seluas 2,5 hektare itu terkesan lebih rindang dan sejuk. Di sekitar lokasi terdapat banyak bangku yang terbuat dari kayu, tempat para pengunjung menikmati hembusan angin segar yang menerpa wajah.
Diungkapkan Ferry, kawasan tersebut mulai dibangun pada Januari 2019 di atas tanah milik Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Pihaknya bekerjasama dengan TNGC berjangka 5 tahun untuk mengolah dan mengembangkan kawasan ini menjadi lokasi wisata alam tanpa merubah kawasan hutan.
Berbagai fasilitas sudah terbangun seperti spot selfie, kolam renang alami, flyaing fox, arena penyewaan kuda, outbond, permainan anak, jogging track hingga Woodland Resto.
Dulu, lanjut Ferry, Woodland sendiri pernah dikelola oleh TNGC tetapi tidak berkembang baik karena kurang terekslpor.
Akhirnya dirinya mengajukan untuk bekerjasama ke TNGC untuk mengelola kawasan ini tanpa merusak habitat hutan dan struktur alam aslinya, termasuk pepohonan yang usianya rata-rata sudah mencapai ratusan tahun.
Selain wisata alam, di kawasan ini terdapat wista religi berupa mata air yang dipercaya masyarakat yang dikenal Mata Air Kangoraan. “Masyarakat sekitar setiap malam Jumat rutin melakukan mandi di Sumur Kangoraan,” jelasnya.
Untuk Bagi pengunjung yang akan berwisata di Woodland sangat mudah, pasalnya lokasi Woodland berada di jalur alternatif Kuningan-Cirebon. Akses jalan menuju lokasi ini bisa dari jalur utara masuk daerah Desa Pakembangan dan jalur selatan itu bisa masuk dari Desa Linggajati.
Disaat masa AKB atau new normal ini, pihaknya telah menambahkan beberapa fasilitas yang berkaitan dengan protokol kesehatan berupa tetap mencuci tangan, selalu menggunakan masker dan jaga jarak.
“Semoga dengan dibukanya destinasi wisata ini akan menggeliatkan kembali bisnis wisata yang selama ini terlentar tanpa ada perhatian dari pemerintah. Bismillah, Woodland sudah mulai menerima kunjungan wisata masyarakat,” pungkas Ferry. (irgun)