KEJAKSAN, fajarsatu – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Cirebon mnggelar aksi refleksi Hari Sumpah Pemuda serta menyampaikan aspirasi yang berlangsung di depan Kantor Wali Kota Cirebon, Kamis (28/10/2021).
Dalam orasinya, aksi ini sesuai dengan Anggaran Dasar HMI pasal 7 tentang status bahwa HMI sebagai organisasi mahasiswa, pasal 9 tentang peran bahwa HMI berperan sebagai organisasi perjuangan dan pasal 4 tentang tujuan HMI.
Oleh karena itu, lanjut orator, HMI melakukan aksi refleksi Sumpah Pemuda dengan mengangkat isu-isu nasional, seperti menerbitkan Perpu UU Cipta Kerja, revisi UU Minerba dan revisi UU KPK serta mengesahkan RUU Masyarakat Adat, RUU PPRT, RUU PKS versi masyarakat sipil.
“Kemudian menuntaskan kasus pelanggaran HAM masa lalu dan berkomitmen untuk menjunjung tinggi HAM,” katanya.
Ia menyebut, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah kenyataan Ssejarah yang menunjukkan bahwa generasi muda sering hadir sebaga “pelopor” dan garda terdepan perubahan sosial-politik di Indonesia.
Hal ini menjadi bukti bahwa pemuda memegang Peran yang sangat besar dalam kemerdekaan Indonesia. Kesadaran bersatu untuk membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahanlah yang menjadi semangat sumpah pemuda pada saat IU, dengan menyingkirkan sekat-sekat kesukuan, Ideologi, bahasa, budaya, dan kepentingan kelompok demi terciptanya Indonesia merdeka.
“Pengakuan sebagai bangsa, tanah air dan bahasa Satu, Indonesia, menjadi titik awal kebangkitan nasionalisme Indonesia,” ujarnya.
Lanjut orator, semangat Sumpah Pemuda bisa dijadikan titik awal untuk kembali menyatukan gerakan pemuda (dan juga gerakan mahasiswa).
Dengan kembali menyingkirkan sekat-sekat kesukuan, ideologi, bahasa, budaya, dan kepentingan kelompok yang bertujuan untuk menghimpun kekuatan dan merumuskan secara bersama dalam upaya menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada di bangsa Indonesia. Dengan melihat lagi dinamika generasi muda saat ini, ada sesuatu hal yang menarik untuk dijadikan bahan refleksi dan evaluasi.
Ia menambahkan, di tengah krisis-knisis ekonomi, politik dan knsis jan diri yang melanda bangsa Indonesia, generasi muda malah larut dalam pertikaian kepentingan yang sempit (berdasarkan ideologi, kesukuan, agama, kelompok), ikut arus kepenungan elit kekuasaan, gaya hidup hedorism, individualistik dan sebagainya watak dan budaya yang sering mengedepankan intelektualitas semakin meghilang.
“Budaya yang berkambang dan menjangkiti generasi ini adalah hedonisme yang cukup tinggi, konsumerisme dan semakin tidak peduli terhadap realitas yang terjadi di masyarakat. Ibarat macan yang sudah ompong dan tak bertaring lagi. Maka dari itu dengan bermodal semangat sumpah pemuda, gerakan pemuda dapat menghadirkan kembali kepeloporan, persatuan dan aksi-aksi kentis,” tandasnya.
Usau menyampaikan aspirasi hingga pukul 11.00 WIB, para mahasiswa membubar dari dengan tertib dan kondusif. (yusfir)