MAJALENGKA, fajarsatu – Majalengka merupakan kabupaten pertama yang mendeklarasikan program Satuan Pendidikan Ramah Anak (SPRA) di Jawa Barat. Momen deklarasi tersebut diserukan secara bersama oleh semua unsur satuan pendidikan formal, nonformal dan informal bertempat gedung Yudha Karya Abdi Negara, Kamis (4/11/2021).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Majalengka, H. Nasrudin menjelaskan, pernyataan deklarasi tersebut merupakan komitmen Pemkab Majalengka dalam mewujudkan karakteristik satuan pendidikan yang mampu memberikan pemenuhan hak dan perlindungan anak selama di sekolah.
“Berangkat dari deklarasi Satuan Pendidikan Ramah Anak ini, diharapkan menjadi garda terdepan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada anak,” ujar Nasrudin.
Nasrudin mengatakan, adapun muatan di dalamnya yaitu di antaranya mewujudkan kondisi aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup yang mampu menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan atau diskriminasi.
Dengan demikian, lanjutnya, disamping menciptakan perilaku siswa siswi lebih baik, dapat pula memastikan terhadap pengembangan minat, bakat dan kemampuan yang akan menjadi pondasi landasan bagi masa depannya.
Menurut Bupati Kab. Majalengka, H. Karna Sobahi, seluruh stakeholder yang berkepentingan dengan dunia pendidikan harus siap melaksanakan poin-poin yang tertera dalam petikan deklarasi SPRA tersebut.
“Saya tidak ingin momentum deklarasi ini hanya sebatas seremoni saja. Tetapi harus ditindaklanjuti oleh semua unsur dunia pendidikan secara masiv,” tegas bupati.
Sehingga lanjutnya, generasi anak-anak sekolah di Majalengka dapat lebih mengembangkan potensi dan juga kreasinya sebagai generasi yang produktif, inovatif dan berdaya saing.
Di tempat yang sama, Kepala DP3AKB Provinsi Jawa Barat, Hj. I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka mengapresiasi atas keberhasilan Kabupaten Majalengka yang telah mencapai status kabupaten layak anak dengan predikat Pratama.
Dikatakannya, untuk mengurangi tingginya angka kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah, kini indikator layak anak di Kabupaten Majalengka telah didukung oleh program SPRA.
“Melalui komitmen SPRA, diharapkan pula dapat merubah paradigma guru yaitu bukan hanya sebatas pengajar, tetapi perannya juga sekaligus menjadi pembimbing, orang tua dan juga sahabat bagi anak,” paparnya.
“Saya berharap, beranjak dengan deklarasi perdana SPRA di Kabupaten Majalengka ini mampu berkembang lebih baik. Sehingga dapat menjadi acuan bagi kabupaten/kota lainnya yang ada di Jawa Barat,” tandasnya. (hen)