LEMAHWUNGKUK, fajsarsatu – Revitalisai Alun-alun Keraton tidal lama lagi akan rampung. Kondisi saat ini, alun-alun yang tepat di depan Keraton Kasepuhan, tinggal sentuhan finishing saja.
Namun, meski belum sepenuhnya rampung dan belum diresmikan, para pengunjung wisata religi yang hendak ke Keraton Kasepuhan, kini sudah bisa menikmati suasana Alun-alun Kasepuhan yang saat ini diberi nama Alun-alun Sangkala Buana.
Nama Sangkala Buana bukanlah nama baru. Dahulunya alun-alun yang tepat di depan Keraton Kasepuhan ini bernama Sangkala Buana, tempat menggembleng prajurit keraton berlatih perang.
Warga pun mulai berdatangan dan tampak menikmati Alun-alun Sangkala Buana yang penampaknnya sangat berbeda dengan alun-alun sebelum direvitalisasi.
Syarif, salah satu warga Jalan Mayor Sastraatmaja, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Kasepuhan Kota Cirebon, mengaku sangat menikmati suasana alun-alun yang kini tampak sebagai ruang publik yang bisa dilakukan bersama komunitas untuk mengadakan sebuah pertemuan.
“Kini alun-alun terasa lebih akrab dan pas buat menikmati suasana pagi atau sore yang mengasyikkan,” ujarnya kepada fajarsatu.com, Senin (26/12/2121).
Senada dikatakan Wawan, warga asal KabupatenMajalengka. Ia menyebut, dirinya merasa senang penampilan alun-alun yang kini ditata terasa nyaman dan sarana interaksi publik lebih terlihat dibanding waktu lalu.
Dibanding alun-alun sebelumnya, kini Alun-alun Sangkala Buana terasa lebih asri dan lapang. Alaun-alun ini dihiasi empat gapura khas keraton, sehingga terkesan lebih indah.
Pengerjaan proyek revitalisasi Sangkala Buana Keraton Kasepuhan dikerjakan selama 180 hari kerja oleh kontraktor pelaksana PT Anggadita Teguh Putra dengan memakan anggaran Rp10,4 miliar. yang berasal dari Dana Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat dalam keterangan yang disampaikan kepada awak media bebera waktu lalu mengatakan, nantinya pedagang kaki lima (PKL) dilarang berjualan di dalam maupun sekitar lingkungan Alun-alun Sangkala Buana.
“Ya nantinya setelah selesai dan dibuka untuk umum, taman Sangkala Buana ini tidak boleh lagi ada PKL yang berjualan di dalam maupun sepanjang jalan area taman,” kata Alexandra, Senin (8/11/2021) lalu.
Selain PKL dilarang berjualan juga tidak boleh dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan di dalam taman. “Tetapi untuk menampung PKL. Kami telah membangun sebanyak delapan shelter. Tapi saya belum tahu dan belum menerima arahan selter itu mau diisi apa, apakah diisi PKL atau lainnya,” ujarnya.
Lanjutnya, jalan di depan Masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan pun bersih harus dari parkir kendaraan juga PKL. “Kalau lintasan atau tempat kendaraan melintas sihgak masalah. Yang tidak boleh itu parkir di situ,” kata Alexandra. (gan/irgun)