Oleh: Syamsudin Kadir
(Penulis Buku Pesatuan Ummat Islam; Ide, Narasi dan Kontribusi untuk Umat dan Bangsa)
HARI ini Selasa (21/12/2021) Persatuan Ummat Islam (PUI) genap berusia 104 tahun. Peringatan milad tahun ini diperingati secara serentak di berbagai wilayah dan kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Melalui struktur wilayah, daerah dan cabang acara milad bertema “Memimpin Umat, Membangun Bangsa” ini mengadakan berbagai acara dengan acara utama apel dan upacara bendera, yang dimeriahkan oleh berbagai acara sesuai dengan kekhasan masing-masing tempat.
Khusus untuk tingkat Jawa Barat peringatan kali ini dipusatkan di SMK PUI Jatibareng, Kabupaten Indramayu. Hal ini sangat wajar sebab SMK ini merupakan salah satu lembaga pendidikan PUI yang mendapat respon positif dari masyarakat luas yang ditandai dengan jumlah siswa/siswi yang melanjutkan pendidikan ke sini dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Acara yang dihadiri oleh unsur PW dan DPW serta delegasi DPD PUI Se-Jawa Barat ini turut dihadiri oleh unsur Forkompinda Indramayu, perwakilan ormas, Wanita, Pemuda, Mahasiswa dan Pelajar PUI dan siswa/siswi SMK PUI Jatibarang,
Pada sambutannya Maman Kostaman selaku Asisten Daerah (Asda) 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Indramayu mewakili Bupati Indramayu Nina Agustina menyampaikan apresiasi dan pesan untuk PUI.
Pertama, PUI merupakan organisasi masyarakat Islam yang memiliki peran penting bagi pembangunan Indramayu dan kemajuan bangsa. “Kiprah PUI diharapkan bisa lebih maksimal lagi dengan bekerjasama dan bersinergi dengan Pemda Indramayu untuk memajukan daerah dan bangsa ini,” katanya.
Kedua, PUI memiliki modal dalam membangun daerah dan bangsa ini. PUI memiliki berbagai lembaga terutama lembaga pendidikan yang menjadi laboratorium generasi emas baru Indonesia. Hal ini benar-benar menjadi harapan kita semua.
“PUI punya peran penting dalam menanggulangi berbagai masalah terutama perihal sumber daya manusia atau SDM sebagai kunci utama pembangunan. Ke depan PUI perlu meningkatkan kontribusinya,” ungkapnya.
Ketiga, PUI mesti menjadi bagian dari elemen pembawa solusi sekaligus pelaku utamanya. Kondisi pandemi, misalnya, hal ini mesti membuat kita solid dan bersatu padu sehingga bencana tak merembet ke berbagai bidang namun dapat ditanggulangi dengan baik.
“Kita berharap agar vaksinasi mencapai target pemda sehingga mencapai target propinsi bahkan nasional. Keluarga besar PUI sangat diharapkan untuk berperan aktif dan berkontribusi,” lanjutnya.
Pada acara ini turut hadir anggota Dewan Pakar DPP PUI dan anggota DPR RI, Hj. Netty Prasetiyani Heryawan.
Dalam sambutannya, Nety menyampaikan beberapa hal penting, pertama 104 tahun PUI adalah usia dewasa untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan peradaban umat manusia. Sehingga peran dan kontribusi PUI bagi kemajuan umat dan bangsa tidak diragukan lagi.
“Usia 104 tahun adalah usia emas untuk berkontribusi dan melahirkan para tokoh sekaligus pemimpin yang sukses menghadirkan perubahan,” ungkapnya.
Kedua, PUI memiliki potensi untuk memimpin, dengan diperkuat oleh lembaga pendidikan dan lembaga lainnya sebagai sektor terkait. Kemampuan untuk mengelola berbagai sektor tersebut yang dibarengi dengan kemampuan berkolaborasi dengan berbagai elemen lainnya akan memudahkan bagi terwujudnya peradaban maju.
“PUI punya kemampuan untuk berkolaborasi dengan elemen mana pun. Bukan saja sesama umat Islam tapi juga dengan umat non muslim. Tujuannya adalah membangun bangsa secara bersama-sama,” lanjutnya.
Ketiga, tugas besar PUI adalah mencetak sumber daya manusia atau SDM yang berkualitas dan unggul di berbagai bidang. Para pendiri PUI adalah pendidik dan pemimpin yang handal juga bijaksana. Agenda penting yang mereka wariskan adalah kaderisasi dan regenerasi organisasi.
“Pelajar saat ini adalah pemimpin di masa depan, pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Tugas kita adalah memastikan mereka berkualitas dalam berbagai sisinya, sehingga kelak mereka mampu pemimpin umat dan bangsa,” ungkapnya.
Keempat, PUI adalah elemen penemu sekaligus pelaku solusi atas berbagai masalah masyarakat. “Bangsa kita masih dirundung berbagai masalah. Dari politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan masih banyak lagi. Solusinya ada pada setiap kita dan yang utama adalah para pemimpin yang mendapat mandat untuk itu. Termasuk generasi penerus yang perlu dipersiapkan dengan matang. Makanya generasi muda perlu berperan nyata dan jangan berpangku tangan untuk melakukan perubahan bagi masyarakat di daerah, bangsa dan negara kita,” ungkap istri mantan Gubernur Jawa Barat dua periode Dr. Ahmad Heryawan ini.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPW PUI Jawa Barat, H. Iman Budiman menyampaikan beberapa poin penting. Pertama, PUI adalah ormas tertua di Indonesia. PUI berdiri sejak sebelum Indonesia menjadi sebuah negara. Itu sebabnya PUI punya tanggungjawab untuk merawat Indonesia.
“PUI ini merupakan organisasi tertua di Indonesia. Ia lahir 21 Desember 1917. Bahkan PUI adalah ibu kandung negara kesatuan republik Indonesia,” ungkapnya.
Kedua, PUI menjadi titik temu keragaman elemen bangsa. Karena itu, PUI hadir dalam berbagai peran dan forum dengan semangat kebersamaan. Bukan saja dengan sesama muslim yang beragam latar belakang, tapi juga dengan non muslim yang memang memiliki kekhasan tersendiri.
“PUI merepresentasikan moderasi Islam atau Islam tengahan dan Islam yang rahmat bagi semua atau yang menanungi semua. Makanya PUI alergi dengan perpecahan, namun damai dengan kebersamaan,” tegasnya.
Acara yang dihadiri sekitar 500-an peserta dan undangan dari seluruh Jawa Barat ini dimeriahkan oleh pertunjukan seni seperti tari batik, tari topeng, angklung dan sebagainya dari siswa/siswi SMK PUI Jatibarang, SMK PUI Gegesik, dan sekolah lainnya yang bernaung di bawah PUI.
Pada kesempatan ini juga dilakukan pemberian penghargaan kepada para tokoh yang berjasa pada PUI dan penyerahan donasi bantuan masyarakat dan PUI bagi korban berbagai bencana alam di banyak tempat melalui LAZIS PUI.
Di sela-sela acara yang diselingi oleh hujan dan diliput berbagai media ini juga diluncurkan buku baru bertema PUI karya H. Iman Budiman, M.Ag. dan saya sendiri (Syamsudin Kadir) yang berjudul “Persatuan Ummat Islam; Ide, Narasi dan Kontribusi untuk Umat dan Bangsa”.
Buku ini merupakan antologi tulisan selama setahun terakhir yang pernah dimuat di berbagai media massa dan media online. Akhirnya, selamat bersyukur dan memeriahkan ulang tahun ke-104 untuk PUI, semoga ke depan semakin solid, kokoh dan ekspansif. Itulah sikap optimistis kita dalam memimpin umat dan bangsa yang kita cintai ini. (*)