CIREBON – Hari kedua penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Kota Cirebon yang dilaksanakan sejak Senin (10/1/2022), Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon bersama jajaran Forkopimda melakukan monitoring secara langsung ke sejumlah sekolah.
Monitoring ini dipimpin langsung Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi dilakukan pada pukul 06.30 WIB dengan menyisir delapan sekolahan, antara lain ke MAN 1, MTSN 1, SMAN 2, SDN Kartini, SMPN 1, SMPN 7, SMPN 6 dan SDN Sadagori Kota Cirebon, Selasa (11/1/2022).
Usai melakukan monitoring, Agus mengapresiasi kepada pihak sekolah yang telah menerapkan PTM 100 persen sesuai dengan aturan SKB empat menteri.
“Hari ini kami mengecek sejauh mana simulasi PTM 100 persen, karena kemarin kita sudah meninjau pelaksanaan vaksinasinya dan hari ini kita ingin pastikan simulasi PTM 100 persen dapat berjalan baik dan sesuai aturan,” katanya
Agus menjelaskan, hasil monitoring ada sejumlah catatan yang akan menjadi evaluasi salah satunya yakni untuk sekolah di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) maupun sekolah lainnya harus bisa membagi waktu masuk dan waktu pulang sekolah.
Hal ini, lanjutnya, dikarenakan pada saat melakukan peninjauan masih banyak sekolahan yang menimbulkan kerumunan dan kepadatan pada waktu masuk sekolah sehingga hal tersebut pun dikhawatirkan dapat terjadinya pemicu penyebaran kasus.
Agus meminta kepada pihak sekolah nantinya dapat menerapkan sistem shift kepada para siswa siswinya agar dapat lebih teratur saat hendak masuk ke lingkungan sekolahan maupun saat hendak masuk kelas.
“Ada sedikit catatan karena memang tadi ada disejumlah sekolahan masih banyak kepadatan yang akhirnya terjadi kerumunan hal ini karena dari waktu masuk yang bersamaan sehingga hal tersebut pun terjadi,” ucapnya.
Tak hanya itu, Agus juga memastikan, nantinya Pemda dan para pihak terakait akan melakukan evaluasi pasca dua minggu diberlakukannya PTM 100 persen.
Selanjutnya untuk penanganan jika ditemukan ada siswa yang positif terpapar Covid 19, Agus menjelaskan, sesuai SKB empat menteri jika berdasarkan hasil penelusuran kontak erat ternyata positivity ratenya di atas 5 persen, maka sekolah akan ditutup.
Agus berharap, kondisi tersebut tidak terjadi sehingga meminta kepada anak-anak yang sedang sakit untuk beristirahat dirumah dan tidak mengikuti kegiatan belajar terlebih dahulu, untuk mencegah munculnya kasus baru. (yus)