Oleh: Syamsudin Kadir
(Penulis Buku Moderasi dan Toleransi Beragama)
MEMBANGUN keluarga yang melek baca merupakan agenda penting dan karenanya perlu menjadi perhatian setiap keluarga. Melek baca bukan sekadar suka membaca, tapi memastikan sumber bacaan bermanfaat dan memberi pencerahan kepada anggota keluarga. Tujuan bernegara “mencerdaskan kehidupan bangsa” tidak selalu dijalankan oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan dalam bidang pendidikan, tapi juga oleh lingkup terkecil sebuah negara yaitu keluarga.
Untuk membangun tradisi baca sehingga keluarga melek baca bisa dilakukan dengan beberapa hal, pertama, membeli sumber bacaan seperti buku, majalah, koran atau surat kabar, dan berlangganan media online. Hal ini dilakukan agar pada saat hendak membaca tidak ada kesulitan berarti. Hal lain, dengan tersedianya sumber bacaan membuat kita semakin terdorong untuk membaca, minimal tulisan tertentu yang sedang kita perdalam atau tema-tema yang lagi disukai.
Kedua, membangun kebiasaan membaca di lingkungan keluarga. Membangun kebiasaan membaca keluarga diawal dengan kebiasaan membaca masing-masing anggota keluarga. Kedua orangtua tentu saja menjadi contoh yang memulai dan membiasakan diri untuk membaca. Dengan berbagai kesibukan dan pekerjaan orangtua tetap perlu menyediakan waktu khusus untuk membaca. Bila orangtua memiliki kebiasaan membaca dan rutin dalam waktu yang ditentukan maka anak pun dengan sendirinya akan mengikuti.
Ketiga, biasakan untuk meresume atau meringkas isi bacaan. Kemampuan meresume bacaan, misalnya buku, memang butuh kemampuan ekstra. Sebab hal ini terlihat sepele tapi hanya sedikit orang yang bisa melakukan. Mungkin sebagai pemula tahap awalnya kita biasakan untuk mencatat hal-hal baru atau hal-hal yang menurut kita penting yang kita dapat atau temukan dari bacaan tersebut. Atau bisa jadi hal tersebut sudah biasa, namun ada baiknya kita tetap mencatatnya kembali sebagai pengingat agar ke depan tak lupa lagi atau agar lebih paham lagi.
Keempat, aktif berkunjung ke tokoh buku. Nah, berkunjung ke toko buku juga menjadi sumber motivasi dan inspirasi agar kita semakin berhasrat untuk membaca buku. Bukan saja orangtua yang berkunjung tapi juga anggota keluarga atau anak-anak kita. Biasanya, anak-anak sangat riang bila mendapatkan jadwal kunjungan. Selain itu, di toko buku biasanya ada begitu banyak buku. Judul dan temanya juga variatif, sehingga membuka ruang kebebasan bagi kita untuk membaca atau membeli buku sesuai selera masing-masing. Lagi-lagi, anak-anak biasanya sangat suka pada pilihan semacam ini.
Membangun tradisi baca di lingkungan keluarga bahkan tradisi baca setiap diri hanya akan menggeliat manakala motivasinya dibangun dari dalam diri masing-masing. Sesemangat apapun motivasi dari luar itu tak bermakna apa-apa bila di dalam diri tak ada motivasi untuk itu. Karena itu, bangunlah semangat dan motivasi dari dalam diri.
Carilah tulisan tentang betapa pentingnya membaca dan begitu banyak manfaat yang diperoleh bila kita banyak membaca. Kalau hal ini sudah mampu menggerakkan kita untuk membaca maka anggota keluarga terutama anak-anak kita juga bakal tergerak untuk melakukan hal serupa. Maka membaca pun bukan sekadar kebiasaan tapi sudah menjadi kehidupan. Selamat mencoba, mari membaca! (*)