CIREBON – Kehadiran Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Cirebon diharapkan memberikan kesejahteraan bagi anggota dan terwujudnya kedaulatan pangan bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, program KTNA harus sejalan dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon. Sehingga masyarakat luas merasakan manfaat dari keberadaan KTNA Kota Cirebon.
Demikian dikatakan Wakil Wali Kota Cirebon, Hj. Eti Herawati usai menghadiri pelantikan Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Cirebon masa bakti 2021-2026, di aula kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP), Selasa (21/2/2022).
“Semoga programnya bisa bersinergi dengan Pemda Kota Cirebon, demi kedaulatan pangan,” kata Eti.
Eti menegaskan, sinergitas di antara keduanya harus terbangun. Mengingat tantangan terbesar bagi petani dan nelayan di Kota Cirebon yakni menyusutnya lahan pertanian dan potensi laut yang belum tergali secara optimal.
“Tugas KTNA bagaimana memanfaatkan potensi yang ada bisa maksimal. Meskipun lahan pertanian kita memang terbatas,” katanya.
Sementara itu, Kepala DKPPP Kota Cirebon, Hj. Yati Rohayati mengatakan, sinergitas program tersebut di antaranya pembinaan, fasilitasi, pemasaran produk yang dihasilkan petani dan nelayan.
“Kami bersama-sama saling mendukung kegiatan baik yang dilakukan KTNA atau Pemda Kota Cirebon,” ungkap Yati.
Terkait kedaulatan pangan, Yati menjelaskan, terobosan yang dilakukan di antaranya dengan konsep family farming dan Budi Daya Ikan Dalam Ember (Budikdamber).
Konsep ini memanfaatkan lahan kosong dijadikan untuk pertanian dan perikanan, sehingga memiliki nilai produktif. “Cara ini sebagai upaya kami mencapai kedaulatan pangan,” katanya.
Lahan pertanian, kata Yati, di Kota Cirebon setiap tahun terus menyusut. Data terakhir tahun 2022 lahan pertanian yang dilindungi di Kota Cirebon seluas 116 hektare.
“Validasi Kementerian ATR dari 140 hektare menjadi 116 hektare. Banyak yang berubah menjadi perumahan,” katanya. (yus)