CIREBON – Sesaat setelah menerima laporan masyarakat, Kapolsek Gunung Jati Polres Cirebon Kota (Ciko), AKP Abdul Majid memimpin langsung penyelidikan kasus pembacokan pelajar.
Dari laporan tersebut menyebutkan, seorang pelajar SMP di Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon jadi korban pembacokan oleh pelajar sekolah lain saat hendak pulang ke rumah yang erjadi pada Kamis (2/6/2022) sekira pukul 10.30 WIB di Blok Kemaen termasuk Desa Buyut, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.
Kapolres Cirebon Kota, AKBP M. Fahri Siregar melalui Kapolsek Gunung Jati, AKP Abdul Majid mengatakan, setelah menerima laporan masyarakat Sat Reskrim Polsek Gunung Jati segera menindaklanjuti.
“Dalam waktu tiga jam, pelaku terdiri dari dua orang sudah bisa diamankan,” kat Abdul Majid, Jumat (3/6/2022).
Ia menambahkan, korban mengalami luka sobek di bagian paha sebelah kiri akibat senjata tajam yang dibacokan pelaku dan korban juga menderita patah tulang di bagian tangan sebelah kanan akibat terjatuh dari sepeda motor yang dikendarainya.
“Korban berinisial RI berusia 16 th warga Kecamatan Gunung Jati Kab Cirebon. Sedangkan pelaku pembacokan merupakan warga, Kecamatan Jamblang berinisial GR (16) dan GTP (13). Keduanya kita amankan di rumahnya dengan barang bukti senjata tajam jenis celurit dan sebuah sepeda motor,” jelas Abdul Majid.
Sementara Kapolres Cirebon Kota Akbp M. Fahri Siregar memberikan apresiasi untuk Kapolsek Gunung jati dan jajarannya.
“Beberapa kali mampu mengungkap kasus selama Operasi Libas Lodaya 2022, apalagi ungkap kasus saat ini mampu menangkap pelaku dalam waktu 3 jam. Ini hebat dan luar biasa,” kata Fahri bangga.
Sementara, Kasi humas Polres Ciko, Iptu Ngatidja menambahkan, meski pelaku masih di bawah umur, pelaku tetap harus mempertanggungjawabkan atas perbuatannya karena melanggar hukum, pelaku tetap diancam dengan KUHPidana.
“Kepada para tersangka dijerat dengan pasal 170 KUHPidana dan atau Pasal 351 KUHPidana. Dan juga akan berkoordinasi dengan pihak Bapas atau Balai Pemasyarakatan sehubungan para pelaku masih anak-anak,” tutup Ngatidja. (irgun)