CIREBON – Akibat penganiayaan oleh sekolompok orang, korban bernama Arselan (19), seorang warga Blok Sawit, Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, kondisinya kini sangat memprihatinkan.
Kini korban tak bisa lagi berkomunikasi secara normal. Kondisi ini pun membuat kekhawatiran dan kesedihan berkepanjangan dari keluarganya.
“Usai kejadian, anak saya waktu itu mengalami tiga luka di kepala hingga harus dijahit. Saat ini memang lukanya sudah kering, namun cara bicara dan daya tangkapnya menjadi tidak lancar,” ujar ayah korban, Toto Surakhman kepada wartawan, Jumat (10/6/2022).
Yang membuat dirinya kesal, saat ini pelaku penganiayaan tidak juga menunjukan itikad baiknya untuk membantu biaya pengobatan. Bahkan parahnya malah seolah menantang dengan mempersilahkan ke tingkat manapun.
Toto menyebutkan, sebenarnya kasus penganiayaan yang berawal dari obrog ini sudah dilaporkannya ke Polsek Plered sejak April saat insiden itu terjadi. Namun entah kenapa, hingga kini penanganannya justru belum tuntas juga.
“Laporan kami diterima dengan bukti Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor STPL/19/ B/IV/2022/Sek Plered. Memang kemudian secara berturut-turut kami mendapat laporan perkembangannya melalui Surat Polsek Plered tertanggal 25 April dan 28 Mei 2022. Tapi nyatanya hingga kini tak jelas, pelaku masih dibiarkan saja tanpa tanggungjawab,” jelasnya.
Menurutnya, menyikapi hal ini, pihaknya terpaksa akan membawa kasus penganiayaan ini ke ranah hukum yang lebih tinggi. Apalagi salah satu pelaku penganiayaan adalah Her yang merupakan anak Kuwu Desa Cangkring, Sub.
“Mestinya mereka lebih memahami akan kasus ini. Terlebih saat kejadian Sub juga ada di lokasi. Selama ini, kami hanya meminta biaya pengobatan anak itu saja,” tandasnya.
Sementara itu, sebagaimana laporan yang diterima Polisi, dugaan aksi penganiayaan itu terjadi pada Ramadhan lalu tepatnya Minggu dini hari tanggal 17 April 2022, sekira pukul 01.00 Wib.
Tempat kejadian di sebelah timur Indomart Cangkring termasuk Blok gang sempit Desa Cangkring, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.
Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba rombongan obrog korban yang berasal dari Desa Pangkalan ini, bentrok dengan sejumlah pemuda dari Desa Cangkring.
Saat itulah kemudian terjadi keributan hingga akhirnya korban mengalami tiga luka di kepala. Meski sudah dibawa orang tuanya berobat ke dokter, namun korban mengalami kesulitan komunikasi.
“Intinya kami ayah korban minta kasus ini dituntaskan. Jangan berlarut-larut tak jelas, apalagi sudah mau tiga bulan,” tandasnya.
Sementara itu, saat dimintai konfirmasi melalui sambungan telepon perihal penanganan kasus dugaan penganiayaan tersebut, Kapolsek Plered AKP Komar enggan bicara banyak. Ia hanya menyebut saat ini masih dalam penyelidikan.
“Saksi-saksinya masih belum kuat, kami masih melakukan penyelidikan. Nanti tanya langsung ke Kanit Reskrim,” ucapnya. (yus/irgun)