GARUT – Ratusan massa yang bergabung dalam Aksi Bela Nabi Muhammad dan Bela Agama menggelar aksi damai di DPRD Kabupaten Garut, Rabu (22/6/2022).
Mereka memprotes sikap politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) India, Nupur Sharma, yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
Pantauan fajarsatu.com, ratusan orang itu bergerak secara berkonvoi berjalan kaki dan sebagian menggunakan puluhan sepeda motor. Pendemo tiba di Gedung DPRD Kabupaten Garut sekitar pukul 09.30 WIB.
Kedatangan para peserta aksi damai dijaga puluhan anggota polisi dan Dinas Perhubungan Kabupaten Garut.
Koordinator aksi damai, Kang Isur mengatakan, rencana aksi damai ini tidak melebar kemana-mana, hanya ingin menyampaikan aspirasi ke anggota dewan di Kabupaten Garut terkait penghinaan Nabi Muhammad SAW oleh satu seorang politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) India, Nupur Sharma.
“Aksi damai ini tidak akan melebar kemana-mana hanya saja ingin menyampaikan aspirasi kita sampai ke anggota dewan Kabupaten Garut dan nantinya bisa estafet ke dewan yang ada di Senayan bahkan sampai ke eksekutif,” kata Kang Isur dari Perindu Kuat.
Ia menambahkan, pihaknya tidak muluk-muluk hanya menuntut kepada pemerintah agar pemerintah memberikan tekanan secara politik kepada Negara India yang mana di Negara India tersebut ada salah satu seorang politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) yang telah menghina Nabi Muhammad SAW.
“Kami juga minta kepada pemerintah agar memberi tekanan kepada Pemetintah India untuk memberikan memberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku penghina Baginda Rasullah, Nabi Muhammad SAW,” tandas Kang Isur.
Kedua, tambahnya, kalau memang tidak mampu untuk memberikan tekanan menghukum kepada pelaku penghina Rasulullah, maka pihaknya mendesak agar Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan India.
“Ketiga, ekspatriat India yang ada, khususnya di Kabupaten Garut, dideportasi agar kerusuhan secara umum di Indonesia bisa teratasi,” ujarnya.
karena apa Karena terjadi yang namanya genosida kaum muslim yang merupakan minoritas di India segera dihentikan.
“Terakhir, boikot produk dari India, itu tuntutan kami. Tuntutan kami tidak melebar kemana-mana hanya aksi damai Bela Nabi, Bela Agama,” pungkas Kang Isur. (jam)