Oleh: Syamsudin Kadir
(Penulis Buku Membaca Politik Dari Titik Nol)
DINAMIKA politik Indonesia akhir-akhir ini tergolong bahkan semakin ramai dan hangat. Hal itu terutama setelah jadwal pelaksanaan pemilihan umum untuk pemilu presiden (pilpres) dan pemilu legislatif (pileg) sudah ditetapkan dan akan diselenggarakan pada Rabu 14 Februari 2024 mendatang.
Hal ini patut diapresiasi sebagai salah satu bukti betapa masyarakat Indonesia semakin melek politik. Mereka tersadarkan bahwa bila diam atau acuh maka mereka mereka bakal dipimpin oleh mereka yang berwatak zolim, serakah, angkuh dan koruptif.
Sebagai rakyat biasa yang tidak bergabung dalam partai politik apapun, pada tulisan sederhana ini saya hanya berbagi perspektif atau mungkin ide yang diharapkan bermanfaat bagi siapapun yang hendak mengambil manfaat tulisan ini. Terutama perihal bagaimana mengenalkan tokoh dan visi-misinya kepada khalayak dalam ritme dan pola yang sederhana. Sehingga berdampak positif bagi upaya pemenangan tokoh atau pasangan yang diusung pada pilpres mendatang. Dalam hal ini saya fokus pada relawan Anies Baswedan yang belakangan bermunculan di seluruh daerah di Indonesia bahkan masyarakat Indonesia di luar negeri.
Saya berpandangan bahwa seorang tokoh atau pemimpin yang hebat sekalipun sangat tergantung pada kemampuan timnya dalam mengenalkan diri dan prestasinya serta dalam membahasakan semua visi-misi dan program unggulan yang ditawarkannya. Kemampuan berkomunikasi, menjaga kesantunan dan penguasaan terhadap konten yang menjadi ciri khas sang tokoh adalah kuncinya.
Bila sang tokoh yang diusung atau diidamkan untuk memimpin itu cerdas, jujur, visioner, merakyat dan berintegritas maka para pengusungnya pun mesti menjaganya dan tidak membuatnya menjadi tercoreng. Dengan demikian akan mudah bagi masyarakat luas untuk memberikan dukungan bahkan memenangkan tokoh yang diusungnya.
Dalam konteks Anies Baswedan, kemampuan tim atau belakangan ada yang berbentuk kelompok relawan dalam menampilkan dan mengenalkan Anies Baswedan bahkan dirinya kepada masyarakat adalah penting dan kunci. Sebab mereka adalah wajah sang tokoh yang terlihat sehari-hari oleh masyarakat.
Dalam bahasa lain, relawan adalah wajah lain Anies Baswedan. Untuk itulah, keunggulan Gubernur DKI Jakarta atau kelak bila menjadi pasangan kontestasi Pilpres tak boleh ditutup oleh tingkah relawan yang bersikap gegabah, angkuh dan bertingkah tak patut. Relawan perlu menjaga sikap dan tingkah laku serta cara berkomunikasi dengan siapapun, terutama kepada masyarakat sebagai calon pemilih.
Dalam ungkapan lain, tetaplah bersikap dan menempuh langkah politik yang berdasar dan dalam bingkai aturan yang berlaku dan adat kepatutan yang sudah paten selama. Tak perlu melawan arus dan melampaui batas dalam beropini dan menebar informasi yang tak perlu. Biasakan diri untuk menahan jari dan syahwat untuk menebar sesuatu yang tak perlu atau sesuatu yang malah menimbulkan antipati masyarakat.
Sebab yang dibutuhkan dalam politik adalah kenyamanan masyarakat dengan sang tokoh. Bila relawan muncul dan bertindak membabi buta maka masyarakat pun bakal antipati, termasuk tidak nyaman pada sosok tokoh yang diperjuangkan. Maka jadilah model kebaikan bagi Anies Baswedan sebagai tokoh yang diusung untuk maju di Pilpres!
Hal lain, fokuslah pada sosialisasi sosok Anies Baswedan dan publikasi program unggulan atau visi-misi dengan ide dan narasi yang mudah dipahami oleh pembaca atau calon pemilih. Publikasi kinerja dan prestasinya secara apa adanya tanpa mencaci maki lawannya. Toh tanpa dicaci pun masyarakat sudah lebih tahu dan merasakan sendiri.
Bagi relawan Anies Baswedan, mengenalkan sosok Anies Baswedan dan prestasinya ke masyarakat luas jauh lebih produktif dan bermanfaat. Sehingga setiap sikap dan langkah relawan punya dampak positif pada citra dan elektabilitas Anies Baswedan. Bahkan calon pemilih semakin punya alasan untuk menentukan dan memastikan pilihannya sejak dini, jauh-jauh sebelum Pilpres nanti.
Ya, dengan begitu siapapun terutama calon pemilih bakal semakin paham dan tahu siapa Anies Baswedan, apa visi-misi serta program unggulannya dibandingkan dengan tokoh lain. Mereka pun bakal tertarik, bukan saja untuk mengenal lebih jauh tentang Anies Baswedan tapi juga untuk menyatakan dukungan serta kelak mengajak orang sebanyak mungkin untuk bergabung menjadi relawan bahkan secara totalitas siap memenangkan Anies Baswedan pada kompetisi pilpres nanti. Sebab mau relawan atau tidak, ujungnya adalah suaranya. Anies Baswedan bisa dipilih bila ada partai politik yang mencalonkannya. Sebesar apapun dukungan bila tak diusung oleh partai politik, maka selesailah!
Sepaham saya Pilpres adalah pesta bagi semua. Mereka terutama partai politik yang belum mendukung Anies Baswedan jangan langsung dianggap anti Anies Baswedan. Toh hingga saat ini belum ada yang benar-benar mengatakan dukungannya. Sekai lagi, sehebat apapun dukungan relawan pada Anies Baswedan, kalau partai politik tidak mengusungnya maka ia pun tidak bakal bisa maju di Pilpres.
Partai politik memiliki mekanisme internalnya masing-masing. Kita tunggu saja keputusan partai politik. Sehingga relawan tak perlu habiskan waktu untuk mencaci maki partai politik dan kelompok massa yang berbeda dukungan. Sebab bisa jadi nanti Anies Baswedan malah diusung oleh partai politik dan kelompok massa yang kini berbeda pandangan dengan relawan Anies Baswedan saat ini. Maka relawan juga mesti membangun komunikasi dengan partai politik agar mengusung Anies Baswedan pada Pilpres.
Untuk itu, hal penting yang perlu dilakukan adalah menjaga komunikasi yang baik dengan siapapun. Sebab Anies Baswedan sendiri posisi atau statusnya baru bakal calon. Setiap kita pun berposisi sebagai bakal calon, belum menjadi calon. Sementara ini, bangun komunikasi dengan elemen apapun dan jelaskan secara apa adanya bahwa Anies Baswedan adalah sosok yang layak memimpin Indonesia.
Bila pun berbeda pandangan dalam aspek tertentu maka carilah titik temu yang memungkinkan untuk bersatu pada barisan pendukung Anies Baswedan. Mungkin relawan juga perlu sampaikan keunggulan Anies Baswedan dari sisi personal, pengalaman, kepemimpinan dan mungkin juga program produktif yang ditawarkan bagi pembangunan Indonesia ke depan. Itulah yang menjadi pengungkit daya tarik masyarakat pada sosok yang akrab dengan semua kalangan ini.
Hal lain, jangan gagap dan gugup bila berhadapan dengan relawan tokoh lain. Relawan Anies Baswedan mesti percaya diri dan optimis dengan pilihannya. Di sini yang dibutuhkan adalah mental menang. Selama ini kalau kita perhatikan Anies Baswedan, tampilannya selalu percaya diri dan optimis. Pada saat yang sama ia santun dan menjaga komunikasi yang baik kepada siapapun. Artinya, relawan juga mesti berani berhadapan dengan relawan tokoh lain namun tetap dalam kesantunan.
Jadilah relawan yang santun dengan tetap menjaga harga diri. Berbicaralah dengan masyarakat apa adanya, bila ada data pakailah data. Dan begitu seterusnya. Sehingga relawan bukan saja mesti cerdas tapi memang mesti nampak cerdas. Sebab relawan adalah wajah Anies Baswedan. Itulah modal sederhana dalam meyakinkan partai politik, menyentuh hati calon pemilih dan memenangkan Pilpres 2024 nanti. (*)