CIREBON – Yayasan Ekonomi Sejahtera Indonesia (YESI) merupakan salah satu lembaga yang aktif melakukan penguatan masyarakat pada bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan sebagainya. Bukan saja menyasar kalangan tua, organisasi asuhan tokoh perempuan Cirebon Sri Rahayu ini juga menyasar kalangan muda.
Untuk itu, YESI kembali mengadakan acara kreatif dan produktif pada Minggu (7/8/2022) lalu. Acara bertajuk “Belajar Menulis Bareng YESI” ini menghadirkan Syamsudin Kadir (penulis buku dan artikel) dan H. Faisal Agus M (pengusaha muda) ini diadakan di Warung Mimi Sepuh, berlokasi di Talun, Kabupaten Cirebon-Jawa Barat.
“YESI konsen dalam masalah ekonomi, sosial, pendidikan dan sebagainya yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, juga mengambil peranan dalam penguatan literasi masyarakat terutama kalangan muda. Literasi bukan saja baca dan tulis tapi juga literasi lingkungan, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan masih banyak lagi. Dan untuk saat ini kami mencoba melakukan penguatan di literasi kepenulisan, sehingga kelak peserta punya karya tulis,” ungkap founder YESI, Sri Rahayu pada sambutannya.
Pada sesi awal Syamsudin Kadir yang akrab disapa Bang Kadir menyampaikan materi “Jurus Menemukan Ide” dan “Praktik Menulis”.
Menurutnya, menulis adalah perintah Islam, seperti yang tersirat dalam lima ayat pertama yang turun pertama kali, bahkan menurutnya, menulis bisa dilakukan oleh siapapun.
“Lima ayat pertama surat al-Alaq dalam al-Quran merupakan ayat baca dan tulis. Jadi ketika kita tertarik dan mengambil bagian untuk menulis maka kita sedang menjalankan perintah agama,” ungkap penulis buku “Kalo Cinta, Nikah Aja!” ini.
Selain menyampaikan tips dan praktik menulis, narasumber Talkshow Selamat Pagi Cirebon di Radar Cirebon TV ini juga berbagi pengalaman seputar kepenulisan.
“Ya sepengalaman saya selama ini, menulis tak seketika jadi lalu menghasilkan tulisan yang layak dipublikasi seperti buku atau artikel. Menulis seperti juga aktivitas lainnya, butuh waktu tak sedikit, proses panjang sekaligus rumit yang mesti dilalui. Belajar mencoba atau melatih juga sudah tak terhitung lagi. Bukan sekali tapi berkali-kali. Korban waktu, tenaga dan pikiran itu sudah hal yang mesti alias wajib dilalui,” tegasnya.
Ia menyarakan peserta agar aktif membaca karya orang lain, menemukan ide inti tulisan, berani membuat tulisan baru dan berani publikasi, termasuk berdiskusi dengan mereka yang berpengalaman, silaturahim tokoh dan mengikuti berbagai kelas inspiratif.
Menurutnya, mereka yang bergulat dengan dunia kepenulisan adalah mereka yang aktif mengikuti berbagai kegiatan termasuk kelas menulis, bedah buku, audisi kepenulisan, dan sebagainya. Mereka juga aktif menghadiri acara bazar buku lintas kota. Tentu di samping menjadi narasumber acara serupa, ya yang berkaitan dengan literasi dan karya tulis mereka.
Pada sesi selanjutnya, H. Faisal Agus M yang turut menjadi narasumber pada acara yang dihadiri puluhan mahasiswa, pegiat sosial dan delegasi lintas organisasi ini, menegaskan bahwa menulis itu butuh alasan, kesungguhan dan pemasaran.
“Kita mesti memiliki the big way atau alasan utama mengapa menulis. Produk atau karya tulis juga perlu pemasaran, chanel distribusinya mesti jelas, segmentasinya mesti jelas, dan perlu ada acara penunjang yang menambah daya tarik pembaca pada buku atau karya tulis kita,” ungkap pengusaha muda yang pernah lama berdomisili di Bandung ini.
Puluhan peserta dari berbagai latar belakang ini sangat antusias mengikuti acara hingga selesai. Selain penyampaian materi dan tanya-jawab atau diskusi, acara ini juga dimeriahkan oleh pemberian buku dan sertifikat kepada para peserta yang hadir. Menjelang makan siang dan penutupan acara semua panitia dan peserta melanjutkan acara penutupan selanjutnya dengan foto bersama. (rls/irgun)